Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Yang Tradisionil Yang Baik

Menurut ahli mikrobiologi dari Amerika, Rene Dubos, tak ada susunan gizi yang ideal & bisa dianjurkan untuk semua orang & kebutuhan gizi berbeda dari satu lingkungan maupun kebudayaan tertentu. (ksh)

6 September 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TAK ada susunan gizi yang ideal dan bisa dianjurkan untuk semua orang. Begitu kesimpulan ahli mikrobiologis terkemuka dari Amerika Serikat, Rene Dubos. Dalam sebuah tulisannya yang dimuat majalah Natural History dan dikutip koran Houston Post, 6 Juli yang lalu, ahli dari Universitas Harvard dan Rockefeller itu menyatakan bahwa "kebutuhan gizi berbeda dari satu lingkungan maupun kebudayaan tertentu dengan lainnya, disebabkan metabolisme dan genetika tubuh yang tidak sama." Orang-orang Masai yang tegap-tegap dari Kenya, kata Dubos, hidup dari daging, susu dan darah binatang. Tapi suku Kikuyu, tetangga mereka juga memiliki tubuh yang sama kuatnya sekalipun mereka berpantang daging. Mereka hidup dari sayur dan buah-buahan. Tak mungkin untuk mengubah gizi kedua suku bangsa itu. "Karena susunan makanan yang cocok untuk seseorang mungkin akan mengakibatkan bahaya untuk yang lain." Susunan makanan sangat tergantung pada lingkungan. Dan jika terjadi perubahan dalam susunan makanan, tubuh manusia ternyata memiliki kemampuan menyesuaikan diri yang tinggi. Orang-orang di desa Guatemala, kata Rene Dubos, memakan makhluk tertentu, termasuk serangga. Satu keadaan yang mungkin tak masuk akal buat negara-negara makmur. Kalau terdapat kekurangan dalam susunan makanan tubuh manusia, katanya bisa mengembangkan penyesuaian diri "biologis" untuk menghasilkan zat-zat makanan yang dibutuhkan. Vitamin dan amino acid, misalnya akan dibuat oleh kuman yang terdapat di perut. Tetapi Rene Dubos tidak menjelaskan kalau seseorang misalnya mengalami kekurangan gizi, sampai berapa lama penyesuaian diri tadi akan tiba. Beberapa tahun yang lalu, dilakukan penelitian terhadap sejumlah besar pengemis di India. Sudah sejak lama para pengemis itu memakan makanan yang kurang kalori, zat besi, kalsium, vitamin A, B, C dan D. Sekalipun begitu keadaannya, para peneliti ketika itu hanya menemukan 4%, dari pengemis itu yang menunjukkan tanda-tanda kekurangan gizi. Wanita dalam kelompok pengemis itu melahirkan bayi normal dan bisa menyusukannya. Tentang kemampuan tubuh menyesuaikan diri dengan susunan makanan yang disediakan alam, dibenarkan oleh R. walujo Soerjodibroto. Menurut ahli gizi Universitas Indonesia yang meraih gelar Doktor dari London University itu, orang yang hidup melulu dari karbohidrat juga bisa tumbuh dengan baik. Contohnya orang Irian Jaya. Sekalipun hanya makan ubi, tubuh mereka toh tumbuh sempurna. Ternyata melalui penelitian yang dilaksanakan tahun 1975 diketahui, bahwa perut orang Irian itu mengandung flora. Asam amino esensial yang biasanya diperoleh dari protein dan sangat dibutuhkan sel tubuh, ternyata dihasilkan oleh si flora. Walujo beranggapan gizi yang terbaik adalah yang diperoleh dari susunan makanan yang dibuat secara tradisional. Pengubahan yang drastis bisa menimbulkan pengaruh yang buruk. Orang yang biasanya hidup berpantang daging kalau berubah menjadi pemakan daging tentu akan terjadi perubahan dalam tubuhnya. Misalnya bisa terjadi kerusakan ginjal, yang diakibatkan oleh sampah buangan dari daging setelah dicerna. Pengubahan terhadap susunan makanan ke arah peningkatan gizi menurut Rene Dubos, masih perlu disangsikan kegunaannya. Orang-orang Jepang zaman sekarang berbadan lebih besar dan tinggi dibandingkan dengan sebelum Perang Dunia II. Peningkatan ukuran tubuh ini disebabkan oleh pengubahan susunan makanan yang terjadi sejak 1950. "Tapi belum bisa dipastikan apakah orang Jepang zaman sekarang lebih sehat dan bahagia dibandingkan dengan pendahulu mereka yang bertubuh kecil," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus