Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

"aku loro tenan"

Pemain srimulat, subur suryadi, 47, meninggal di rs husada, jakarta, akibat pendarahan otak. bergabung dengan srimulat 1974, sebelumnya sebagai pemain ketoprak di wonokromo, surabaya.

24 Juni 1989 | 00.00 WIB

"aku loro tenan"
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
SRIMULAT dirundung duka. Senin siang pekan ini salah satu pemainnya, Subur, 47 tahun, meninggal dunia di Rumah Sakit Husada, Jakarta. Pelawak berkepala plontos yang nama panjangnya Subur Suryadi ini meninggal akibat pendarahan otak ketika tekanan darah tingginya kumat. Kematiannya tanpa didampingi teman-temannya. Hanya Kayini, istrinya, dan anak tertuanya, Imam Subur Putra, dengan setia menunggu di ruang ICCU. Pelawak yang sering membawakan peran batur (pembantu) ini pertama kali ambruk ketika menggung di Semarang, September tahun lalu. Dokter menyarankan agar dia lebih banyak istirahat. Subur pun minta "cuti" melawak dan istirahat di rumahnya di Solo. Dalam status "cuti" itu, pekan lalu Subur menerima undangan dari Hendro, pimpinan Srimulat Jakarta, untuk mangung di Stadion Lebak Bulus. Subur bergairah karena pementasan ini dijadikan saat tinggal landas Srimulat setalah mendapat dana dari Garuda Indonesia. Berkat uang Rp 75.000 pemberian Jujuk -- istri bekas bos Srimulat, Teguh -- barangkatlah Subur ke Jakarta. Ia tiba Kamis pagi. Malam hari, kebetulan Srimulat pentas di Ancol. Subur, yang tak diminta main, malah minta naik pentas. Malam itu ia kocak betul. Suaranya tiba-tiba cedal. Tubuhnya goyang-goyang. Ulah itu membuat penonton tambah tertawa. Teman mainnya pun terus meledeknya. Maklum, ceritanya soal drakula. Tiba-tiba Subur berkata agak keras dengan suara gemetar, "Aku Loro Tenan" (Saya sakit betul). Ia lalu ambruk. Pingsan. Teman-temannya panik. Subur dilarikan ke rumah sakit dengan taksi. Sejak itulah Subur tak sadar hingga akhir hayatnya. Ia bergabung dengan Srimulat 1974. Mula-mula sebagai pemain ketoprak Srimulat di Wonokromo, Surabaya. Dua tahun kemudian, Teguh memintanya memperkuat Srimulat di THR Surabaya. Lalu mondar-mandir Surabaya Solo. Ketika Srimulat buka cabang di Jakarta, Subur ikut ditarik bersama Gepeng dan Timbul. Sewaktu Teguh membuka cabang Srimulat di Semarang, Subur minta pindah ke kot aitu. Alasannya, supaya dekat dengan keluarganya di Solo. Permintaan itu dikabulkan. Namun, tahun lalu, Srimulat Semarang bubar. Subur pun "cuti", kebetulan ia harus banyak istirahat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus