Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ibu hamil yang bepergian dengan pesawat baik untuk perjalanan bisnis atau liburan tentu memiliki tantangan dan pertimbangan tersendiri. Ada banyak hal yang perlu dipikirkan untuk melindungi kesehatan dan keselamatan ibu dan bayinya. Mulai dari bagaimana perjalanan udara dengan potensi duduk yang lama mempengaruhi kehamilan, hingga perubahan tekanan kabin dan pengingkatan risiko pembekuan darah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebab itu sebelum memesan tiket pesawat, asisten profesor kedokteran ibu-janin di Albert Einstein College of Medicine New Yorkk Kalina Vani, menyarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan dan kebidanan. Baik kehamilan yang berisiko tinggi maupun rendah. Dengan berkonsultasi dapat membantu untuk mengantisipasi risiko yang dihadapi seperti pembengakakan, dehidrasi, mabuk perjalanan, serta saran medis dan protokol jika terjadi keadaan darurat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Terutama tentang keamanan bepergian dalam konteks kehamilan tertentu, perjalanan mungkin tidak aman bagi pasien dengan kondisi kehamilan berisiko tinggi tertentu," ujarnya seperti dilansir dari Travel + Leisure.
Bagi ibu hamil yang ingin bepergian dengan pesawat berikut ini beberapa tips yang didukung para ahli.
1. Mengetahui kebijakan maskapai penerbangan
Beberapa maskapai penerbangan mungkin memiliki batasan khusus terkait ibu hamil. Sebaiknya mencari informasi terlebih dulu sebelum memesan tiket pesawat. Seperti dilansir dari laman Lion Group, ibu hamil harus melengkapi beberapa persyaratan. Mulai dari memberi tahu kondisi kehamilan kepada staf check-in counter, membawa surat dokter yang menyatakan sehat dan aman naik pesawat yang berlaku tujuh hari dari waktu pembuatan hingga keberangkatan.
Usia kehamilan juga menjadi persyaratan tertentu. Usia kehamilan kurang dari hingga 28 minggu boleh naik pesawat tanpa ada larangan, usia kehamilan antara 38-35 minggu harus mendapatkan persetujuan dari dokter, usia kehamilan dari 35 minggu tidak perkenankan naik pesawat.
Sedangkan ibu hamil kembar boleh naik pesawat sampai usia kehamilan sebelum akhir 31 minggu. Jika dinyatakan sehat dan aman ini hamil disarankan untuk memilih kursi yang nyaman, menggunakan sabuk pengaman, minum air yang cukup dan bergerak secara teratur.
Sementara maskapai penerbangan Garuda Indonesia, mewajibkan setiap ibu hamil mengisi MEDIF, formulir yang berisi informasi rahasia yang memungkinkan departemen medis maskapai untuk menilai kesehatan penumpang untuk melakukan perjalanan. Baik kehamilan normal, kembar, tidak ada komplikasi dan usia kehamilan di bawah 32 minggu. Kehamilan di bawah 32 minggu dengan komplikasi harus mendapatkan persetujuan dari Garuda Sentra Medika. Informasi selengkapnya terdapat dalam situs web maskapai tersebut.
2. Catatan medis
Sebelum berangkat pastikan membawa salinan catatan medis terbaru. Menurut Sarah Pachtman Shetty, dokter kedokteran ibu-janin di Manhasset, New YorkHal ini sangat penting terutama ibu hamil yang berisiko tinggi, seperti plasenta previa, riwayat persalinan oendek atau serviks yang pendek. Lengkapi juga dengan fasilitas medis di tempat yang akan dikunjungi jika membutuhkannya.
4. Informasi mengenai vaksin dan area berisiko tinggi
Bagi yang ingin bepergian ke destinasi internasional penting untuk mengetahui persyaratan vaksinasi. Kedua ahli tersebut menyarankan untuk memeriksa situs web Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) tentang vaksin yang direkomendasikan dan pasitkan vaksin yang dibutuhkan aman untuk kehamilan. Selain itu ibu hamil sebaiknya menghindari perjalanan ke tempat-tempat yang berisiko tinggi terkena penyakit menular yang dapat menyebabkan komplikasi kehamilan seperti Zika dan malaria.
5. Memilih tempat duduk
Ibu hamil lebih sering ke toilet karena tekanan tambahan pada kandung kemih akibat rahim membesar. Sebab itu pilih kursi pesawat yang dekat dengan toilet. "Kursi di lorong adalah pilihan terbaik jika sering ke kamar mandi," kata Patchman Shetty. Selain itu, untuk mengantisipasi mabuk perjalanan atau efek turbulensi sebaiknya pilih kursi di bagian sayap pesawat.
6. Tetap terhidrasi
Tingkat kelembapan yang sangat rendah di kabin pesawat dapat dengan mudah menyebabkan dehidrasi, itulah sebabnya Dr. Vani menekankan pentingnya tetap terhidrasi. "Ibu hamil lebih rentan mengalami dehidrasi, jadi pastikan minum banyak air, meskipun berarti harus lebih sering ke kamar mandi," ujarnya.
7. Mengencangkan sabuk pengaman
Mengenakan sabuk pengaman di pesawat selalu penting untuk keselamatan, begitu juga bagi penumpang hamil. Pachtman Shetty menyarankan wanita hamil untuk mengenakan sabuk pengaman yang diikatkan rendah di sekitar pinggul dan di bawah perut. Kalau sabuk pengaman terasa terlalu ketat dan tidak nyaman, jangan ragu untuk meminta sabuk pengaman tambahan.
8. Sedikit berjalan kaki
Tips lainnya bagi ibu hamil adalah menyempatkan untuk berjalan kaki. Baik penerbangan hanya berdurasi satu jam atau 21 jam, Pachtman Shetty menekankan pentingnya berjalan kaki sebanyak mungkin sebelum, sesudah, dan selama penerbangan jika tidak ada turbulensi. Jika berjalan di tengah penerbangan tidak aman atau tidak memungkinkan, ia menyarankan untuk melenturkan dan meluruskan kaki dan jari-jari kaki. Dengan begitu dapat memperlancar sirkuasi darah dan membantu mengurangi risiko pembekuan darah.
9. Memantau gejala
Ibu hamil juga harus mewaspadai gejala-gejala yang memerlukan pertolongan medis. Kalina Vani menjelaskan gejala tersebut berupa perdarahan vagina, kontraksi, kekhawatiran ketuban pecah, gejala preeklamsia (sakit kepala, perubahan penglihatan, nyeri perut parah, sesak napas, nyeri dada), ketidakmampuan minum air putih, dan pembengkakan signifikan pada ekstremitas bawah.
10. Membawa obat-obatan di tas kabin
Kalina Vani mengingatkan untuk membawa obat-obatan yang cukup selama bepergian terutama yang memiliki risiko kehamilan tinggi. Selain itu, untuk mempermudah saat membutuhkan obat, sangat disarankan untuk mengemas barang-barang penting ini di tas jinjing bukan di dalam tas terdaftar.
11. Membawa makanan ringan
Pachtman Shetty menyarankan untuk membawa makanan ringan terutama yang berprotein tinggi. Selain mengenyangkan protein juga penting untuk perkembangan bayi.
12. Pakai kaus kaki kompresi.
Kaos kaki ini lebih ketat dari kaos kaki pada umumnya, dan berfungsi memberikan tekanan pada kaki untuk mengingkatkan aliran darah, membantu mengurangi pembengkakan dan ketidaknyamanan. Menurut Pachtman Shetty, kaos kaki jenis ini dapat membantu mengatasi pembengkakan pada ekstermitas bawah yang dapat diperburuk perubahan tekanan kabin pesawat.