Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perubahan iklim yang terjadi akhir-akhir ini membuat kemungkinan mengalami turbulensi saat bepergian menggunakan pesawat semakin besar. Analis penerbangan independen, Alvin Lie, mengatakan bahwa pada umumnya, penyebab turbulensi adalah kondisi awan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada kasus yang lebih serius, turbulensi juga dapat terbentuk dari pergerakan angin yang tidak beraturan atau yang biasa disebut dengan clear air turbulence (CAT). Turbulensi jenis ini dapat dikatakan lebih berbahaya karena tidak bisa terdeteksi oleh radar pesawat. Turbulensi inilah yang menimpa pesawat Singapore Airlines dengan kode penerbangn SQ321 pada Selasa, 25 Mei 2024 yang menewaskan seorang penumpang dan puluhan lainnya luka-luka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Beberapa turbulensi lebih mudah dideteksi dibandingkan turbulensi lainnya. Berdasarkan sifatnya, CAT hampir tidak mungkin dideteksi dengan instrumen di dalam pesawat atau dengan mata telanjang. Karena sifatnya yang lokal, sebetulnya tidak banyak yang bisa dilakukan pihak awak pesawat untuk menghindar dari turbulensi jenis CAT ketika sudah berada di udara.
Meski begitu, berikut 6 hal yang perlu diperhatikan dan bisa dilakukan penumpang demi mengurangi dampak buruk dari beragam jenis turbulensi, berdasarkan penjelasan Alvin Lie ketika dihubungi Tempo pada 4 Juni 2024.
1. Selalu pakai sabuk pengaman ketika duduk
Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah untuk senantiasa memasang seat belt atau sabuk pengaman ketika berada di tempat duduk. Ini membutuhkan inisiatif yang tinggi dari para penumpang karena tidak mungkin lampu tanda penggunaan sabuk pengaman dinyalakan sepanjang perjalanan.
2. Jangan meninggalkan tempat duduk jika tidak ada keperluan mendesak
Selain menggunakan sabuk pengaman ketika berada di tempat duduk, penumpang diimbau untuk meminimalkan mobilisasi. Selain keperluan ke kamar mandi dan sesekali peregangan untuk perjalanan jauh, ada baiknya penumpang tidak meninggalkan tempat duduk jika memang tidak memiliki keperluan yang mendesak.
3. Jika memang perlu meninggalkan tempat duduk, lakukan saat pesawat tidak mengalami guncangan
Hal ini penting untuk diperhatikan dengan melatih kepekaan terhadap sekitar. Pada turbulensi berskala rendah, bukannya tidak mungkin untuk penumpang tetap berlalu lalang di lorong pesawat, tetapi ada baiknya kesadaran untuk tidak meninggalkan kursi saat sedang terjadi guncangan, besar maupun kecil, bisa secara kolektif diterapkan demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
4. Segera kembali ke tempat duduk dan pakai sabuk pengaman
Hal ini seharusnya ditanamkan sebagai refleks bagi para penumpang, yaitu untuk menyegerakan diri kembali ke kursi apabila mulai merasakan guncangan, sekecil apa pun skalanya.
5. Amankan peralatan makan yang berada di atas meja
Jika terjadi guncangan saat pelayanan makan berlangsung, amankan gelas dan alat makan seperti sendok, garpu, dan pisau. Saku tempat duduk di mana biasanya ditaruh Panduan Kedaruratan (Emergency Guide), majalah, dan sebagainya bisa menjadi lokasi pilihan untuk menyimpan peralatan tersebut. Hal ini untuk mencegah barang-barang tersebut beterbangan jika guncangan makin keras.
6. Ingatkan teman seperjalanan akan hal-hal di atas
Ada baiknya tercipta kesepakatan kolektif di antara seluruh penumpang demi menjaga atmosfer penerbangan yang aman dan nyaman. Ingatkan teman, kerabat, serta rekan seperjalanan untuk senantiasa menerapkan hal-hal di atas demi meminimalisasi atau bahkan menghindari dampak buruk dari turbulensi bagi seluruh penumpang dan awak pesawat.
CHANNEL NEWS ASIA | FORBES | SKYBRARY.AERO
Pilihan Editor: Emirates Pasang Pengamanan Ekstra untuk Cegah Turbulensi Ekstrem