Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jawa Tengah miliki beragam tradisi dan adat istiadat yang masih dilestarikan seperti kuliner, tempat wisata, baju adat, hingga tarian tradisional yang telah ada sejak abad ke-7. Sosok Mahabarata dan Ramayana menjadi dasar utama tarian, puisi, dan seni yang sangat melekat di Jawa Tengah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tarian tradisional Jawa Tengah dipengaruhi oleh ritual keagamaan, penguasa adat, hingga kedatangan penjajah Belanda. Ragam tarian tersebut dapat disaksikan saat perayaan besar seperti acara pertemuan dan pernikahan. Untuk itu, ketahui 9 tarian Jawa Tengah yang populer dan penuh makna berikut ini.
1. Tari Golek
Tari golek berasal dari wayang Golek yang bermakna kesejajaran seorang gadis muda yang tumbuh menjadi orang dewasa. Tari tradisional khas Jawa Tengah ini biasanya ditunjukan saat merayakan hari pernikahan, acara adat, maupun upacara penyambutan. Menariknya, keraton seringkali menampilkan tari Golek saat diadakan resepsi pernikahan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tari Golek. Foto: Wikipedia.
2. Tari Dolalak
Tari tradisional Jawa Tengah yang tidak kalah populer adalah tari Dolalak dari Purworejo, Jawa Tengah. Tari Dolalak diawali sejak masa peperangan Aceh di zaman penjajahan Belanda yang menggambarkan para prajurit Belanda sekitar tahun 1915. Pertunjukan tari Dolalak diiringi oleh alat musik kentrung, rebana, kendang, dan kencer. Kemudian, pada penari mengangguk-anguk mengikuti alunan kentrung. Kostum khas tari Dolalak yakni baju lengan panjang, lencana bahu, celana pendek, topi, kaos kaki, kacamata hitam, dan sampur.
3. Tari Gambyong
Tari Gambyong biasanya dibawakan saat menanam padi pada musim panen sebagai bentuk penghormatan kepada Dewi Sri. Tarian ini dilakukan oleh dua remaja putri berkostum hijau dengan bawahan kain batik, selendang kuning panjang, dan hiasan kepala. Kepopuleran Tari Gambyong pertama kali berasal dari Surakarta yang berfungsi untuk menyambut tamu, hiburan, dan ritual upacara pertanian.
4. Tari Bedhaya
Tari Bedhaya bermakna sebagai keindahan dan kekuatan yang menggambarkan hubungan asmara Ratu Kidul dengan Raja-raja Mataram melalui gerakan tangan dan seluruh bagian tubuh. Tarian sakral ini umumnya diiringi musik gamelan dengan pakaian sarung batik, atasan blus beludru, dan selendang emas.
Tari Bedhaya. Foto: surakarta.go.id.
5. Tari Serimpi Sangupati
Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta memiliki tarian khusus bernama Tari Serimpi Sangupati yang lahir sejak masa penjajahan Belanda. Tari bertema perjuangan ini, memiliki gerakan tegas yang menggunakan empat elemen utama berupa bumi, air, api, dan udara. Tarian yang menggambarkan sejarah memang berbau mistis, namun tari Serimpi Sangupati melambangkan kesucian dan ketulusan dengan memakai sampir putih yang sangat indah.
6. Tari Beksan Wireng
Tari tradisional Jawa Tengah yang berusia sangat tua yakni tari Beksan Wireng, sebab tari Beksan Wireng sudah ada sejak abad ke-11 yang berasal dari Kasunanan Surakarta dan Pura Mangkunegaran. Tarian bertema perang ini dibawakan oleh dua orang dengan kostum prajurit untuk melindungi kerajaannya.
7. Tari Gambir Anom
Tari bertema cinta juga bisa didapatkan dalam kesenian khas Jawa Tengah, salah satunya adalah Tari Gambir Anom yang bermakna jatuh cinta dengan melakukan gerakan menata rambut, merias wajah, menggunakan busana rapi, bercermin, mondar-mandir karena antusias, hingga perasaan berbunga-bunga. Tari Gambir Anom mengisahkan sosok Irawan yakni putra Arjuna yang jatuh cinta.
Tari Gambir Anom. Foto: Javanologi.uns.ac.id.
8. Tari Lengger
Tarian berasal dari Wonosobo yang tidak kalah populer dan bersejarah adalah Tari Lengger. Tari yang diciptakan sejak 1910 di Dusun Giyanti ini memiliki alunan musik utama berupa iringan angklung khas Jawa karena menggambarkan kisah romansa Dewi Candra Kirana yang mencari suaminya. Tari Lengger juga awalnya digunakan sebagai tari tradisional untuk ritual kuno yang berada di Jawa Tengah.
9.Tari Bondan
Tarian rakyat Bondan mengisahkan kasih sayang seorang ibu kepada anaknya dengan menggambarkan perasaan kasih sayang serta perjuangan sosok ibu. Tari Bondan memiliki tiga jenis yang berbeda yakni Bondan Cidongo, Bondan Mardisiwi dan Bondan Pegunungan. Tarian asal Surakarta ini memiliki busana gadis desa dengan memegang keranjang, bertopi, dan membawa alat-alat pertanian.
NUR QOMARIYAH