Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Akomodasi Wisata yang Terdampak Banjir Paling Parah di Lombok Tengah NTB

Ada sejumlah akomodasi wisata yang rusak berat akibat hujan lebat dan banjir yang melanda Lombok Tengah, NTB, pada Sabtu 30 Januari 2021.

3 Februari 2021 | 17.17 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sejumlah warga Desa Kuta, Kabupaten Lombok Tengah, NTB, memilih bermalam di atas "berugak" (gazebo) karena rumah mereka tergenang banjir disertai lumpur, Sabtu (30/1/2021) malam. ANTARA/Istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Mataram - Sejumlah kawasan wisata di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, terendam banjir akibat hujan lebat yang terjadi pada Sabtu, 30 Januari 2021. Kondisi banjir paling parah terjadi di Kampung Batu Riti dan Kampung Mengalung, Desa Kuta, Lombok Tengah, NTB.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dua kampung ini terletak sekitar 400 meter arah barat dari Plaza Kuta Mandalika, di luar Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK Pariwisata Mandalika. Ketua Asosiasi Hotel Mandalika, Samsul Bahri mengatakan ada tiga akomodasi wisata di kampung Batu Riti yang rusak berat, yakni Villa Bau Nyale, Sunyi Villa, dan Manayoga Villa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Di tempat itu banjirnya sampai setinggi 50 sentimeter," katanya kepada Tempo, Rabu 3 Februari 2021. Samsul Bahri yang juga menjabat sebagai General Manager GM Hotel menjelaskan, air hanya menggenangi halaman belakang hotelnya. "Tidak ada kamar yang terendam," ujarnya.

Banjir mengalir dari arah timur sekitar 1 sampai 2 kilometer yang bersebelahan arahnya dengan lokasi sirkuit. Dia menjelaskan, air datang dari arah bukit di sebelah utara di luar Kawasan Ekonomi Khusus Pariwista Mandalika. Banjir kemudian mengalir ke arah barat yang terletak di Kampung Batu Riti dan Kampung Mengalung yang berada lebih rendah di selatan tugu tikungan menuju Mandalika.

Sebanyak 997 kepala keluarga atau 3.163 jiwa di Desa Kuta, lingkar Mandalika menjadi korban banjir. Managing Director The Mandalika, Bram Subiandoro memberikan bantuan berupa beras, mi instan, minyak goreng, air mineral, susu formula, selimut, dan terpal ke warga Desa Kuta Mirate.

Adapun bantuan untuk Desa Rembitan berupa saluran beton atau U Ditch untuk membangun jembatan yang terputus akibat banjir. Kepala Desa Rembitan, Lalu Minaksa mengatakan kini jembatan di desa tersebut sudah tersambung dan dapat dilintasi kendaraan bermotor. "Sehingga memudahkan akses masyarakat," katanya.

Bram Subiandoro menambahkan, KEK Pariwisata Mandalika dalam kondisi aman dan beroperasi normal. Seluruh sistem drainase berfungsi, sehingga genangan dapat segera surut. "Tidak ada kegiatan operasional dan pekerjaan proyek pembangunan yang terganggu," katanya.

KEK Pariwisata Mandalika seluas 1.175 hektar dan memiliki lima pantai, yakni pantai Kuta, pantai Serenting, pantai Seger, pantai Klui, dan pantai Tanjung Aan. Pantai sepanjang 16 kilometer ini berhadapan dengan Samudra Indonesia. Di KEK Mandalika ini terdapat belasan hotel berbintang yang sudah selesai dan sedang dibangun.

Titik di dalam KEK Mandalika yang paling dekat dengan lokasi banjir adalah Plaza Kuta Mandalika dan kawasan perkantoran The Mandalika - ITDC di Kompleks Masjid Raya Nurul Bilad. Sekitar satu kilometer ke arah timur adalah jalan khusus kawasan yang dijadikan sirkuit MotoGP.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus