Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa aturan ketat saat pemeriksaan barang bawaan di bandara terkesan rumit. Seperti melepas sepatu, memisahkan cairan hingga harus mengeluarkan laptop dari tas Anda. Tapi aturan yang ada tentu untuk alasan yang bagus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Melansir laman Daily Mail, berikut uraian alasan di balik langkah-langkah yang harus diambil wisatawan sebelum melewati pemindai keamanan di bandara.
1. Mengeluarkan laptop dari tas
Menurut Doug Drury, yang merupakan Kepala Penerbangan di CQUniversity Australia, menjelaskan dalam tulisannya di The Conversation, bahwa alasan utamanya adalah baterai dan komponen mekanis lainnya terlalu padat untuk ditembus sinar-X secara efektif, terutama jika sistem pemindaiannya sudah tua.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Hal ini dapat membuat petugas keamanan tidak dapat menggunakan gambar yang disaring untuk menentukan apakah ada risiko. Mereka harus menandai tas untuk pencarian fisik, yang memperlambat segalanya.
Selain itu, laptop di dalam tas juga dapat melindungi barang-barang lain dari pandangan yang mungkin berbahaya. Dengan memindainya secara terpisah mengungkapkan komponen internalnya di layar. Hal yang sama berlaku untuk barang elektronik besar lainnya seperti kamera, pengering rambut, dan iPad.
Beberapa negara sudah menggunakan pemindai baru yang canggih, dengan teknologi X-Ray untuk mengambil gambar 3D beresolusi tinggi dari bagasi, memungkinkan penilai untuk melihatnya dari setiap sudut dan mendapatkan tampilan konten yang lebih detail. Pemindai keamanan lama hanya menghasilkan gambar 2D.
2. Menempatkan carian dalam wadah 100ml
Aturan ini diberlakukan pada tahun 2006 setelah Polisi Metropolitan Inggris menggagalkan rencana teror untuk meledakkan bahan peledak cair di dalam serangkaian penerbangan tujuan Amerika S erikat dan Kanada dari Inggris. Sejak itu beberapa tindakan keamanan baru yang ketat diberlakukan di bandara di seluruh dunia, termasuk membatasi cairan dalam wadah tas tangan hingga 100ml.
Meskipun aturannya bervariasi di berbagai negara, batas 100ml berlaku di banyak negara, termasuk Inggris Raya dan AS. Menurut pertaturan dalam Gov.uk jika Anda membawa cairan di tas jinjing Anda, cairan tersebut harus disimpan dalam satu kantong plastik transparan yang dapat ditutup kembali, berukuran sekitar 20cm x 20cm, dan tas tidak boleh diikat di bagian atas.
Sama seperti persyaratan untuk mengeluarkan laptop, aturan ini juga berubah dengan diperkenalkannya pemindai canggih. Saat menggunakan pemindai ini untuk keamanan, batasnya adalah dua liter cairan, bukan 100ml. Ini karena algoritme pendeteksian pemindai baru meminta perhatian pada item meragukan yang mungkin memerlukan pemeriksaan lebih lanjut, seperti bahan peledak cair.
3. Melepas sepatu
Alasan mengapa perlu melepas sepatu saat pemeriksaan keamanan di bandara, ingat kembali ke tahun 2001 ketika Richard Reid mencoba meledakkan alat peledak yang disembunyikan di sepatunya dalam penerbangan dari Paris ke Miami.
Aturan lepas sepatu ditetapkan oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat pada tahun 2006, dengan Administrasi Keamanan Transportasi (TSA) mencatat: 'Berdasarkan intelijen yang menunjukkan ancaman yang berkelanjutan, TSA mewajibkan penumpang melepas sepatu untuk menyaring bahan peledak.'
Penumpang yang mengenakan sepatu bot atau sepatu hak tinggi kemungkinan besar akan diminta melepas alas kaki mereka sebelum melewati pemindai. Menurut situs web Bandra Gatwick, dengan melepas sepatu, perhiasan logam, ikat pinggang, atau benda lain yang dapat dilepas, dapat mengurangi keaktifan detektor logam walk-through.
4. Barang-barang listrik perlu dikemas
Jika Anda bepergian dengan barang-barang elektronik - seperti laptop - penting untuk memastikan bahwa barang-barang tersebut telah diisi dayanya sebelum Anda bepergian. Menurut Gov.uk, jika perangkat Anda tidak menyala saat diminta, Anda tidak akan diizinkan membawanya ke pesawat.
Aturan ini diterapkan untuk membuktikan bahwa ini adalah komputer yang berfungsi dan bukan ancaman keamanan, tulis pakar penerbangan Drury di The Conversation.
DAILY MAIL