Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Setelah lepas landas sekitar 20 menit, penumpang pesawat biasanya akan mendengar pengumuman bahwa mereka berada di ketinggian 35.000 kaki atau sedikit berada di bawah di atasnya. Ketinggian itu dianggap ideal, mengapa?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Mantan pilot Dan Bubb, yang sekarang menjadi profesor di Universitas Nevada, Las Vegas, mengatakan, pesawat umumnya terbang pada ketinggian antara 30.000 hingga 42.000 kaki. Alasannya, semakin tinggi maka udara akan semakin tipis. Ketika udara lebih tipis, pesawat dapat terbang lebih cepat dan efisien sehingga menggunakan lebih sedikit bahan bakar untuk mempertahankan kecepatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Namun, udaranya tidak boleh terlalu tipis. “Sebagian besar maskapai penerbangan komersial memiliki apa yang kami sebut 'langit-langit layanan' hingga 45.000 kaki,” kata Bubb, seperti dilansir Travel and Leisure. "Langit-langit layanan adalah titik di mana pesawat tidak dapat lagi mengembangkan gaya angkat, dan gravitasi mulai menariknya ke tanah.”
Selain itu, terbang di ketinggian itu memungkinkan pesawat menghindari banyak masalah cuaca. Ditambah lagi, turbulensi di ketinggian cenderung lebih sedikit, menurut NASA.
Untuk menentukan ketinggian jelajah spesifik setiap penerbangan komersial, operator pesawat memilih jalur pra-penerbangan yang optimal. Mereka mempertimbangkan faktor-faktor seperti jenis pesawat dan beratnya, kondisi angin dan cuaca, lalu lintas udara, dan bahkan arah. Pesawat yang lebih berat umumnya terbang lebih rendah dan pesawat lebih ringan akan terbang lebih tinggi.
“Secara umum, pesawat yang terbang ke selatan, barat daya, barat, dan barat laut harus berada pada ketinggian genap, misalnya 36,000 kaki. Pesawat yang terbang ke utara, timur laut, timur, dan tenggara harus terbang pada ketinggian ganjil, misalnya 37,000 kaki,” kata Bubb. “Hal ini memungkinkan pengawas lalu lintas udara untuk dengan aman menempatkan pesawat yang terbang pada ketinggian berbeda.”
Concorde, pesawat supersonik yang sudah tidak beroperasi terbang lebih tinggi, sampai 50.000/60.000 kaki. Ini karena di ketinggian itu tidak ada pesawat lain sehingga mereka bisa terbang dengan kecepatan tinggi tanpa gangguan.
Pesawat diperbolehkan melintas dalam jarak vertikal 1.000 kaki. Ini jadi salah satu alasan mengapa pesawat selalu menggunakan kelipatan 1.000 kaki untuk ketinggian jelajah.
Ketinggian jelajah dapat berubah sesuai dengan perubahan kondisi. Misalnya, jika pilot di sebuah pesawat melaporkan adanya turbulensi pada ketinggian tertentu, mereka yang terbang di belakang pesawat tersebut dapat menyesuaikan ketinggiannya untuk menghindarinya.
Jadi, pesawat terbang di ketinggian 35.000 kaki, sedikit lebih atau kurang, sebenarnya berkaitan dengan efisiensi dan keselamatan.
TRAVEL AND LEISURE | SYDNEY MORNING HEARALD
Pilihan Editor: Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih