Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Sampit - Perlahan tapi pasti, batik Sampit khas Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, makin dikenal masyarakat luas. Pemasarannya kini sudah menembus pasar nasional.
"Pesanan datang di antaranya dari Makassar, Lampung, Bangka Belitung dan lainnya," kata Zam'an, salah satu pengusaha batik Sampit, Jumat, 8/3.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Respons masyarakat Kotawaringin Timur dan luar daerah terhadap batik Sampit sangat bagus. Zam'an mengaku mulai kewalahan melayani pesanan dari berbagai pihak.
Saat ini pesanan batik Sampit umumnya berasal dari instansi pemerintah dan swasta. Namun minat masyarakat secara perorangan juga meningkat. Untuk itulah, Zam'an memproduksi batik Sampit dengan berbagai jenis kain sehingga pembeli bisa memilih sesuai selera dan kemampuan.
Zam'an menjual kain batik Sampit dengan harga antara Rp35.000 sampai Rp115.000 per meter. Motif yang dibuat yaitu anggrek tewu, gayung birang dan jelawat.
Memasyarakatkan batik Sampit tidak hanya untuk tujuan komersial, tetapi juga pelestarian hasil budaya dan promosi daerah. Dengan dikenalnya batik Sampit di luar daerah, nama Kabupaten Kotawaringin Timur makin populer ingga makin banyak tamu yang datang untuk berinvestasi maupun berwisata ke daerah ini.
Kebijakan pemerintah daerah juga sangat berpengaruh terhadap upaya memasyarakatkan batik Sampit. Mengenakan batik Sampit kini menjadi sebuah kebanggaan, apalagi motif-motifnya memang unik dan menarik.
Bahkan banyak instansi yang minta dibuatkan desain eksklusif yang dicetak terbatas khusus instansi mereka.
Batik Sampit mulai dipopulerkan Bupati H Supian Hadi saat pembukaan Sampit Expo pada tahun 2013 lalu. Kini batik Sampit terus dikembangkan sehingga makin diminati.
ANTARA