Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) DKI Jakarta, Pasar Seni Ancol mengadakan beragam kegiatan melalui kampanye #PemulihanBersama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kampanye itu termasuk forum diskusi 'Pemulihan Bersama di Ruang Seni Budaya' bersama Pimpinan Pasar Seni Ancol Mia Maria, Imelda Akmal dari Architectural Writer Studio, Kartika Jahja dari Ruang Selatan dan konsultan komunikasi visual David Irianto.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kampanye juga diisi dengan mengumpulkan berbagai video #PemulihanBersama dari para pelaku kesenian untuk saling bercerita. Beberapa di antaranya melibatkan para seniman seperti Melati Suryodarmo, Arahmaiani, Tisna Sanjaya, Ade Darmawan dan Mella
Jaarsma. Beragam kegiatan daring itu bisa disimak melalui akun Instagram @pasarseni_ancol.
Mia Maria menjelaskan Pasar Seni Ancol mengadakan kampanye itu untuk motivasi dan inspirasi masyarakat selama masa pandemi Covid-19. Kurasi acara kesenian pun memasukkan unsur pertunjukan.
Panitia misalnya menghadirkan harpis Maya Hasan dan koreograf Eko Supriyanto. "Kami mengharapkan dapat membantu proses pemulihan dengan memberi jeda dan refleksi melalui lantunan musik dan gerak tubuh kolaborasi Maya Hasan dan Eko Supriyanto," kata Maria, Rabu, 30 September 2020.
Vibrasi bunyi harpa, kata Maria, mampu memberi ketenangan. "Suara harpa, terbukti secara klinis mampu menyeimbangkan gelombang saraf dan membawa kita ke frekuensi menurunkan stres dan ketegangan," ujarnya.
Sedangkan gerak tubuh yang intuitif
menanggapi suara, menurut Maria, membantu mengungkapkan beragam pemikiran-pemikiran.
Maria pun mengatakan dalam situasi sulit pandemi saat ini sebaiknya menjadi waktu untuk menimbang pikiran dan perasaan. "Jangan berusaha mengalihkan, karena lebih baik mengungkapkan trauma," ujarnya.