Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Bersahabat dengan Monyet Ekor Panjang di Bukit Plewangan

Bukit Plewangan yang berada di Taman Nasional Gunung Merapi ditinggali monyet berekor panjang, yang akrab dengan manusia.

18 Januari 2020 | 13.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Bukit Plewangan dihuni kawanan monyet ekor panjang. Mereka terbiasa bersua dengan manusia. TEMPO/Shinta Maharani

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Monyet-monyet ekor panjang (macaca fascicularis) betina sedang berjalan, sembari menggendong anaknya. Bersama rombongan monyet lainnya, mereka bergelantungan di pepohonan. Mereka berteriak, bersahut-sahutan di antara rimbun dedaunan di Bukit Plewangan

Sebagian monyet berjalan mencari sumber air di kolam air mancur. Ada juga yang membuka tempat sampah untuk mengais sisa-sisa makanan. Seekor monyet menemukan pecahan kaca dan dia menaruh di depan wajahnya. 
 
Pemandangan ratusan monyet ekor panjang itu bisa ditemukan di Taman Nasional Gunung Merapi di Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Yogyakarta. Di kawasan hutan lindung ini terdapat bukit Plawangan yang menyuguhkan pemandangan indah. Sinar matahari menerobos di antara celah-celah rimbun dedaunan yang menghampar hijau. Hawa dingin menyergap sekujur tubuh, Kamis pagi, 16 Januari 2020. Menyegarkan dan menyejukkan mata. 
 
Pengunjung yang datang pagi itu kebanyakan rombongan siswa yang berwisata ke Taman Nasional Gunung Merapi. Saat menyusuri jalan di hutan itulah mereka bertemu dengan pasukan monyet. Beberapa pengunjung berinteraksi dengan binatang itu. "Saya suka mengamati polah monyet. Menggemaskan. Mereka punya daya tarik tersendiri," kata Ani, seorang wisatawan. 
 
Monyet ekor panjang mengalami perubahan pola makan, dari alam liar ke makanan olahan pabrik. TEMPO/Shinta Maharani
 
Jumlah monyet ekor panjang yang muncul di Taman Nasional Gunung Merapi, kata Heru Tri Pramudano dari tahun ke tahun semakin bertambah. Menurut dia, monyet-monyet itu turun gunung untuk mencari makanan. Para pengunjung juga kerap memberikan makanan kepada mereka. Dampaknya beberapa kawanan monyet  makan-makanan olahan pabrik seperti kacang kulit yang pengunjung bawa. 
 
Monyet-monyet itu mengalami perubahan pola konsumsi makanan, dari yang bersumber di alam liar seperti buah-buahan ke makanan pabrik. "Monyet-monyet ini mengaduk-aduk sampah dan pengunjung kerap memberikan makanan," kata dia. 
 
Suli yang Akrab dengan Monyet
 
Taman Nasional Gunung Merapi berluas 6.410 hektare. Monyet ekor panjang tak hanya tersebar di Taman Nasional Gunung Merapi, melainkan juga di Gardu Pandang Merapi. Kawasan wisata itu letaknya tak jauh dari Taman Nasional Gunung Merapi, hanya berjarak tempuh lima menit. 
 
Pedagang warung di Gardu Pandang Merapi, Suli terlihat akrab dengan kawanan monyet ekor panjang. Dia memberikan pisang kepada sekawanan monyet di sekitar area itu. Setiap pagi hari, Suli rutin memberikan makanan kepada kawanan monyet itu. Dia bahkan hapal dengan polah setiap monyet. "Ini yang jantan dan paling besar adalah raja dan paling ditakuti monyet lain," kata Suli. 
 
Dia berbicara kepada monyet-monyet itu seperti sedang berbicara dengan temannya. Ketika monyet saling berebut pisang, Suli melerai mereka dan monyet-monyet itu menurut. 
 
Suli pedagang makanan di Taman Nasional Gunung Merapi, akrab dengan monyet-monyet ekor panjang. TEMPO/Shinta Maharani
 
Suli bercerita, dirinya telah berinteraksi dengan monyet-monyet ekor panjang di Gardu Pandang selama tujuh tahun. Untuk bisa berinteraksi dengan baik, Suli mengatakan punya bahasa tersendiri dengan mereka. "Kuncinya bersahabat dan tidak mengganggu," kata Suli. 
 
SHINTA MAHARANI
 
 
 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Shinta Maharani

Shinta Maharani

Kontributor Tempo di Yogyakarta

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus