Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Cianjur - Bunga bangkai atau Amorphophallus titanum Becc kembali mekar di Kebun Raya Cibodas, Sindangjaya, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Peristiwa ini tergolong unik karena bunga bangkai itu mekar setiap tahun atau di luar kelazimannya yang empat tahun sekali. Bunga itu sebelumnya mekar pada 2024, juga saat 2020, dan 2016.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut data hasil pemantauan dari unit pengelolaan koleksi ilmiah Kebun Raya Cibodas, tunas bunga bangkai mulai teramati pada 18 Januari 2025. Bunga ini dilaporkan mekar secara sempurna pada Jumat malam, 21 Maret 2025 pukul 22.25 WIB dengan tinggi 313 sentimeter dan lebar 142 sentimeter.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peneliti Ahli Muda Direktorat Pengelolaan Koleksi Ilmiah Kebun Raya Cibodas, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Destri mengatakan, bunga bangkai kini mekar itu hanya mengalami fase dorman alias istirahat dan melewatkan fase berdaun (vegetatif). “Sehingga setelah bunga mekar pada April 2024, kemudian mengalami dorman selama 8 bulan dan kembali berbunga di 2025 ini,” ujarnya lewat keterangan tertulis, Sabtu 22 Maret 2025.
Berbunga Empat Tahun Sekali
Menurutnya, fase normal tumbuhan dewasa bunga bangkai yaitu dorman, berdaun, dorman, berbunga, dan seterusnya hingga berulang. Setiap bunga bangkai membutuhkan waktu sekitar 3-4 tahun untuk bisa berbunga lagi setelah bunga terakhir. “Jadi bunga bangkai spesimen nomor 76 ini diperkiraan akan berbunga pada 2028 bukan 2025 setelah terakhir mekar 2024,” kata Destri.
Dia menduga kondisi tanaman yang subur dan sehat membuat bunga bangkai mampu menyimpan cadangan makanan yang berlebih di dalam umbi. Kondisi itu mencukupi tanaman untuk berbunga kembali tanpa fase vegetatif dengan ukuran bunga juga lebih tinggi hingga 3 sentimeter dari bunga sebelumnya. Bunga bangkai yang mekar ini merupakan hasil semaian biji yang ditanam pada 2004 dari induk tanaman koleksi nomor 28 asal Sungai Manau, Batang Suliti, Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, Sumatera Barat.
Tanaman Endemik Sumatra
Tanaman yang termasuk keluarga Araceae atau talas-talasan ini merupakan tanaman asli Indonesia yang endemik dari Sumatra. Tanaman ini pertama kali ditemukan oleh Odoardo Beccari pada 1878 di sekitar air terjun Lembah Anai, Sumatera Barat. Amorphophallus titanum juga memiliki keunikan yaitu aroma yang khas seperti bau bangkai dan ukuran bunganya terbesar di dunia. Bentuk perbungaannya menjulang tinggi dengan tongkol atau spadiks yang dikelilingi oleh seludang bunga (spatha) yang saat mekar berwarna merah hati.
Bunga bangkai kini termasuk dalam kategori spesies terancam punah berdasarkan klasifikasi dari International Union for Conservation of Nature (IUCN) tahun 2018 dan keberadaannya pun dilindungi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999.
Pilihan Editor: 6 Tanaman Langka yang Bisa Ditemui di Indonesia