Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Bunker Kuno di Kompleks Kantor Walikota Solo Terbuka untuk Umum

Pemerintah Kota Surakarta mulai membuka akses ke dalam bunker kuno yang berada di kompleks balai kota Solo.

5 Januari 2018 | 06.04 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Suasana bunker di bagian bawah tanah kantor Walikota Solo dibuka untuk umum. Tempo/Ahmad Rafiq

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Solo - Pemerintah Kota Surakarta mulai membuka akses ke dalam bunker kuno yang berada di kompleks balai kota Solo. Pembukaan akses itu dilakukan setelah proses restorasi yang menghabiskan anggaran Rp 740 juta tersebut selesai.

Baca: Libur Tahun Baru di Solo? Jangan Lupa Jajal Transportasi Unik Ini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo mengatakan masyarakat bisa masuk maupun memanfaatkan bungker itu untuk berbagai keperluan. "Misalnya untuk foto pre-wedding dan semacamnya," katanya, Rabu 3 Januari 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bangunan yang terlihat kokoh itu juga bisa digunakan untuk pencatatan pernikahan. Kebetulan, bungker tersebut berada tepat di depan kantor pelayanan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. "Yang jelas bangunan kuno ini terbuka untuk umum," katanya.

Keberadaan bunker itu diketahui pada 2012 silam saat Pemkot Surakarta hendak membangun gedung Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Bangunan bawah tanah itu ditemukan dalam kondisi penuh air sehingga sempat dikira bagian dari sistem drainase.

Pemerintah lantas melakukan restorasi terhadap bungker yang dipastikan merupakan cagar budaya itu. Bahkan, pembangunan gedung Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil juga didesain ulang sehingga tidak menyentuh bangunan itu.

Berdasarkan kajian yang dilakukan, bungker itu diduga dibuat pada masa kolonial Belanda. Pada masa lalu, kompleks balai kota digunakan sebagai kantor pejabat residen.

Bunker itu diperkirakan menjadi bagian dari sistem pengamanan di kantor itu. Diduga bunker itu dibangun sebagai tempat pertahanan saat Belanda menghadapi Perang Diponegoro.

"Berdasarkan kajian, sebenarnya ada dua bunker di kompleks balai kota," katanya. Namun, bungker di kompleks balai kota Solo tersebut tidak mungkin bisa digali lantaran sudah terlanjur ada bangunan bertingkat di atasnya. "Mungkin juga sudah hancur terkena beton paku bumi," katanya.

AHMAD RAFIQ (Solo)

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus