Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Film Beats of Paradise berkisah tentang perjalanan karier bermusik komposer gamelan Nyoman Wenten, yang mengejar mimpi sebagai seniman tradisional di Amerika Serikat lewat musik gamelan Bali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Film ini diputar mulai 22 Agustus 2019. Livi Zheng sang sutradara yang kelahiran Indonesia, mengangkat gamelan karena seni tradisional itu, telah akrab di kuping warga dunia. Bahkan gamelan sudah menjadi ilustrasi musik untuk film Avatar, TV seri Star Trek, game Nintendo, hingga NASA.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Livi berharap, film ini membuat masyarakat Indonesia lebih mencintai tradisi serta budaya Indonesia. Lalu, kota-kota mana saja yang menjadi latar cerita?
Sutradara asal Blitar, Jawa Timur itu menggelar syuting di Pura Besakih, Taman Ayun di Badung, Tanah Lot, Desa Wisata Penglipuran, Pura Desa di Badung, Pura Ulun Danu Beratan, Sukowati, serta daerah dengan pemandangan pegunungan dan sawah terasering.
Umat Hindu Bali bersiap melakukan sembahyang di Pura Besakih, yang terletak dekat Gunung Agung, di kawasan Karangasem, 24 September 2017. Setelah status Gunung Agung ditingkatkan menjadi Awas, pihak berwenang mengeluarkan travel warning untuk para turis. Ulet Ifansasti/Getty Images
Lokasi-lokasi yang digunakan syuting oleh Livi memang jempolan pemandangannya. Pura Besakih di Kecamatan Rendang, Karangasem, merupakan situs religius tertua di Bali. Ia memiliki 19 pura, dengan luas area mencapai 3 hektar. Keindahan pura ini tak banyak berubah sejak dibangun orang-orang Majapahit pada abad ke-11. Bahkan ada pura yang dibangun pada abad ke-8 – jauh sebelum Majapahit berdiri.
Sementara Pura Taman Ayun Mengwi di Badung tak kalah historiknya. Situs warisan budaya UNESCO ini, dibangun oleh Raja Mengwi, I Gusti Agung Putu pada 1634 M. Struktur bangunan pura yang berada di tengah kolam, menjanjikan visual yang unik sekaligus indah.
Lalu, Pura Tanah Lot muncul dalam Beats of Paradise saat senja. Siluet gagah pura itu tampak makin indah dengan senja yang jingga.
Desa Wisata Penglipuran dinobatkan sebagai satu dari tiga desa terbersih di dunia versi majalah asal Amerika Serikat, CN Travel. Desa adat itu bersanding bersama Mawlynnong di India, dan Giethoorn di Belanda. Warga meyakini Desa Penglipuran sudah berdiri sejak abad ke-17, dan saat ini dihuni 200 kepala keluarga.
Konsep kebersihannya hadir karena keyakinan yang kuat terhadap ajaran Tri Hita Kirana, yang berarti tiga penyebab terciptanya kebahagiaan. Filosofi ini merujuk pada manusia yang harus dapat memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan, sesama manusia dan alam.
Sawah terasering Bali, yang dialiri dengan sistem subak memang menarik. Film-film yang diproduksi di Bali, tak pernah melewatkan visual unik dari persawahan itu. Saat adegan Eat, Pray, Love, lanskap sawah memang memukau, lalu Julia Robert bersepeda menyusuri jalanan yang juga sebagai pematang sawah. Dalam Beats of Paradise visual ini terulang, yang memberikan efek teduh dan menentramkan.
Menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya, film-film yang mengangkat sebuah destinasi, membawa imbas yang besar bagi promosi suatu wilayah. Keindahan alam yang ditampilkan film tersebut, dapat menggugah penonton untuk mendatangi destinasi tersebut.
Suasana di Desa Penglipuran, Kabupaten Bangli, Bali. ANTARA/Hanni Sofia
Apalagi, dengan keunikan budaya dan tradisi, membuat wisatawan cepat jatuh hati. Pemandangan indah bisa didapat di manapun. Bahkan, satu daerah dengan daerah lain kerap memiliki kemiripan, namun soal budaya, keindahannya tak bisa diduplikasi.
Film yang diputar bertepatan dengan perayaan HUT RI ini,diharapkan kian menumbuhkan rasa cinta budaya.