Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Dilarang Menawar dan Kasih Tip, Inilah 7 Etiket Belanja di Jepang

Banyak pelancong yang sudah tahu beberapa kebiasaan di Jepang, seperti tidak memberi tip, tapi banyak etiket lain yang perlu dipahami.

24 Februari 2025 | 14.23 WIB

Pusat perbelanjaan di Ginza, Tokyo (Pixabay)
Perbesar
Pusat perbelanjaan di Ginza, Tokyo (Pixabay)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Kehidupan masyarakat Jepang penuh dengan etiket. Aktivitas sehari-hari, dari makan, naik kendaraan umum, sampai belanja, ada kebiasaan unik yang diikuti semua orang. Pelancong pun harus tahu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Di Jepang, belanja di toko fisik sudah mulai jarang dilakukan karena banyak orang memilih belanja online di banyak belahan dunia. Namun, wisatawan biasanya belanja di toko fisik sehingga perlu mengetahui kebiasaan uniknya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Banyak pelancong yang sudah tahu beberapa kebiasaan, seperti tidak memberi tip. Namun, ada juga kebiasaan yang mungkin mengejutkan. Sebagai informasi, sebagian besar tempat belanja, seperti jaringan department store, buka pukul 10 pagi. Sementara kafe dan kedai kopi kebanyakan buka mulai pukul 7 pagi dan hanya sampai pukul 10. Sementara itu, restoran biasanya buka pukul 11 atau 11:30 pagi untuk makan siang.

Berikut etika yang berlaku saat belanja di toko-toko Jepang. 

1. Antre 

Mengantre untuk masuk toko sudah biasa di Jepang. Hal ini terutama berlaku untuk periode penjualan, seperti penjualan musim panas atau penjualan musim dingin, atau acara khusus untuk peluncuran produk, pembukaan toko, dan lain-lain.

2. Dilarang makan atau minum di dalam toko

Banyak toko di Jepang dipasangi peringatan untuk tidak makan atau minum di dalam toko. Alasan utamanya adalah menghindari risiko menodai atau merusak barang dagangan.

3. Letakkan uang di baki saat membayar 

Masyarakat Jepang masih sangat bergantung pada uang tunai, meskipun banyak yang mulai berubah sejak pandemi. Namun, adat istiadat mengharuskan uang diletakkan di baki khusus, bukan diserahkan langsung ke tangan kasir. Beberapa tempat bahkan memiliki sistem pembayaran otomatis, pembeli memasukkan tagihan tanpa harus ke kasir sama sekali.

4. Dilarang menawar 

Harga ditetapkan oleh toko dan tidak dapat diubah oleh karyawan. Menawar dianggap tidak sopan karena secara tidak langsung pembeli menyatakan bahwa suatu produk bernilai lebih rendah dari harga yang tertera.

5. Jangan memberi tip

Tak perlu memberi tip atas setiap layanan di Jepang, ini sering dianggap tidak sopan. Hal ini berlaku untuk taksi, restoran, hotel, dan bahkan tempat-tempat seperti penata rambut dan salon kuku. Sebagian besar pekerja Jepang jadi sangat gugup ketika diberi tip dan merasa tidak nyaman karena sifatnya yang tidak terduga. Mereka kemungkinan akan berusaha mengembalikan tip tersebut.

6. Jangan buka kemasan sebelum membayar

Jika ingin mencoba produk yang dibungkus dalam kemasan, silakan tanyakan kepada staf toko. Staf akan lebih suka mengambilkannya. Mereka juga akan memperhatikan pelanggan saat mencoba atau melihat produk untuk memastikannya tidak akan rusak.

7. Jangan bawa payung basah ke toko

Tinggalkan payung di luar di rak payung, jangan takut hilang. Jika masih khawatir hilang, masukkan payung ke dalam kantong plastik payung yang disediakan di pintu masuk gedung besar atau toko 

JAPAN TODAY | SAVVY TOKYO 

Mila Novita

Mila Novita

Bergabung dengan Tempo sejak 2013 sebagai copywriter dan bergabung dengan redaksi pada 2019 sebagai editor di kanal gaya hidup. Kini menjadi redaktur di desk Jeda yang meliputi gaya hidup, seni, perjalanan, isu internasional, dan olahraga

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus