Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
AFI tidak hanya mengubah nama Veri Afandi menjadi Veri-AFI selama tiga tahunsesuai kontrak dengan panitia. Acara ini juga membuat ia dikenal di seantero Indonesia dan rekening banknya semakin gemuk. Hal lain, ia kemudian punya 11 orang "saudara sekandung" dengan "nama keluarga" yang sama. Inilah dua orang akademia yang sudah dantampaknyaakan menjadi bintang.
Veri
Bak Pahlawan
Dengan upacara tepung tawar, Medan menjemput sang pahlawan pada 13 April silam. Sejatinya, upacara ini dilakukan un-tuk menolak bala. Namun, khusus untuk Veri, sang pemuda Pangkalan Brandan, Kabupaten Langkat, upacara ini adalah pera-yaan bagi kemenangannya.
Tak kurang dari Pak Bupati ikut mengganjar mantan salesman perusahaan elektronik ini dengan empat hektare kebun kelapa sawit. Sebelumnyasebagai juara pertama AFIia berhak atas sebuah Toyota Avanza. Sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta pun memberikan beasiswa di bidang desain grafis bagi lulusan sekolah teknik menengah ini. Seakan belum cukup, kariernya sebagai bintang iklan ikut terdongkrak setelah tampang melankolisnya muncul di satu produk mi instan bersama dua "saudara sekandung"-nya, Mawar dan Kia-AFI.
Itu berarti pundi-pundinya semakin gendut saja. Maklum, kini setiap Senin malam digelar konser Menuju Bintang yang diisi oleh alumni AFI 1 dan ditayangkan secara live dari berbagai kota. Belum lagi konser off-air seperti di Ancol awal bulan ini. "Untuk setiap acara itu, tentu Veri dibayar," ujar Gufron Sakaril, pejabat humas Indosiar. Berapa jumlahnya? "Tak etislah untuk disebut," katanya seraya tertawa. Dan jangan lupa, ia masih mendulang royalti dari penjualan album Menuju Bintang, yang sudah hampir setengah juta keping.
Tak aneh bila garis hidupnya sekarang persis seperti judul lagu yang dibawakannya pada malam grand final: Misteri Ilahi. Sebab, sebelum ikut AFI, ia datang ke Medan dengan niat menjadi pengamen. Jadi, ketika ia mendaftar sebagai peserta, tak panjang benar mimpi di benaknya. "Kalau gagal, saya akan kembali ke Medan menjadi pengamen," ujarnya saat kontes bergulir Desember lalu.
Kemenangannya memang kemenangan popularitas atas penampilan sosok yang rendah hati ini. Tapi, dengan berjalannya waktu, dan persaingan dunia musik yang begitu ketat, Veri perlu terus-menerus mengasah kemampuan vokalnya, karena popularitas tak akan berusia lama.
Tia
Aura Seorang Bintang
Dia selalu diletakkan di ujung acara. Pilihan lagunya, Rembulan (Kris Dayanti) atau lagu Dewi Sandra, bukanlah pilihan yang mudah, tapi ia menyanyikannya hampir tanpa cacat cela. Para komentator hampir kehabisan kritik bukan karena mereka sudah lelah, melainkan karena, seperti dikatakan Addie M.S., "kualitas Tia jauh di atas rata-rata kontestan lain."
Menonjolnya penampilan Tia alias Theodora Meilani Setyawati dari Semarang dalam setiap konser eliminasi AFI 2 kali ini menarik perhatian. Ia didukung oleh para komentator dan penonton.
Yang senang tentu saja bukan hanya Tia, atau mereka yang ingin melihat lahirnya penyanyi baru (karena memang bisa menyanyi), tapi juga Trie Utami, komentator tetap sejak AFI 1. "Saya senang. Itu berarti penonton Indonesia sudah pintar dan tidak asal-asalan menjagokan favoritnya," ujar vokalis Krakatau Band yang sering melancarkan kritik tajam dalam setiap komentarnya itu.
Persis 7 Mei mendatang, Tia genap berusia 22 tahun. Kalau predikat jawara AFI 2 betul-betul jatuh ke tangan penggemar Ruth Sahanaya dan Marc Anthony ini nanti, itu berarti selera komentator dan penonton mulai searahsatu hal yang tak terjadi di AFI 1.
Akmal Nasery Basral
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo