Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Penerangan di era Orde Baru, Harmoko, menutup usianya di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, pada Ahad kemarin. Selama hidup, Harmoko pernah menduduki berbagai posisi penting di negara ini seperti Ketua Umum Partai Golkar dan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain sebagai pejabat, Harmoko dikenal sebagai salah satu tokoh pers di Indonesia. Lelaki yang populer dengan kalimat “Menurut Petunjuk Bapak Presiden” ini memiliki banyak cerita menarik yang erat dengan pers di Indonesia.
Berikut fakta-fakta menarik antara Harmoko dan media massa.
Awal Karier
Harmoko mengawali karier jurnalistiknya denga bergabung di Harian Merdeka sebagai wartawan dan kartunis. Pada 1964, ia bekerja sebagai wartawan di Harian Angkatan Bersenjata dan di Harian API pada 1965. Di saat yang sama, ia menjabat sebagai pemimpin redaksi di majalah berbahasa Jawa, yakni Merdiko.
Pada 1966-1968, Harmoko menjabat sebagai pemimpin dan penanggung jawab Harian Mimbar Kita.
Mendirikan harian Pos Kota
Pada 1970-an Harmoko bersama sejumlah koleganya mendirikan surat kabar Pos Kota. Koran ini dikenal karena menerbitkan berita-berita lokal Jakarta dan sekitarnya yang mengangkat isu kriminalitas, masyarakat, olahraga, dan pesohor.
Memimpin Persatuan Wartawan Indonesia (PWI)
Pada dekade 1970-1980-an, Harmoko menjadi ketua dari PWI Jakarta. Kiprahnya di organisasi tersebut kian moncer dan akhirnya sukses memimpin PWI pada 1973-1983.
Selain itu, ia juga merupakan pengurus Serikat Grafika Pers, Ketua Dewan Pertimbangan Persatuan Penerbit Surat Kabar (SPS), Wakil Ketua Konfederasi Wartawan ASEAN, anggota Dewan Pers, dan anggota Badan Sensor Film.
Membredel Media Massa
Sebagai Menteri Penerangan, Harmoko menjadi tangan kanan Presiden Soeharto dalam membredel sejumlah media dengan alasan menjaga stabilitas negara.
Semasa Harmoko menjabat, setidaknya ada beberapa media yang dibredel, yakni surat kabar Sinar Harapan, majalah Tempo, tabloid Detik, dan majalah Editor.
Pencetus Kelompencapir
Ketika menjabat Menteri Penerangan, Harmoko pernah mencetuskan gerakan Kelompencapir (Kelompok pendengar, pembaca, dan pemirsa) yang disiarkan di TVRI untuk menyiarkan pengumuman dan informasi dari pemerintah.
Kala itu, Harmoko selalu tampil di layar televisi untuk menyampaikan pengumuman dari pemerintah. Kalimat yang identik dengan Harmoko adalah, Menurut petunjuk Bapak Presiden’. Kalimat itu menjadi ciri khas yang diingat oleh orang-orang yang tumbuh pada era Orde Baru.
RIZQI AKBAR (MAGANG)