Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono mengenang sosok Harmoko, mantan ketua umum partai beringin sekaligus Menteri Penerangan di era Orde Baru, sebagai orang yang rajin ke daerah. Harmoko berpulang pada Ahad, 4 Juli 2021 pukul 20.22 WIB di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Dia dikenal sebagai ketua umum yang paling rajin datang ke daerah-daerah," kata Agung Laksono kepada Tempo, Ahad malam, 4 Juli 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Harmoko menjadi ketua umum Golkar pada 1993-1998. Agung bercerita, ia pernah mengikuti Harmoko bersafari ke daerah.
Safari itu dimulai dari Kabupaten Purwakarta di Jawa Barat dan berakhir di sana pula tiga tahun kemudian. Menurut Agung, ada lebih dari 300 kabupaten yang dikunjungi Harmoko.
Biasanya, Agung bercerita, Harmoko pergi setiap hari Jumat dan kembali ke Jakarta pada Ahad. Pria kelahiran Nganjuk, Jawa Timur, itu disebutnya tak keberatan menginap di rumah-rumah penduduk.
Agung mengatakan Harmoko juga membangun infrastruktur partai. Caranya, kata Agung, yakni dengan langsung menyapa, memberi motivasi, dan mendorong seluruh infrastruktur partai agar bekerja dengan baik.
"Sehingga hasilnya (suara) Golkar yang tertinggi selama berdiri di saat kepemimpinan Harmoko," kata mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat ini.
Pada Pemilu 1997, suara Golkar sebesar 74,51 persen, atau meningkat 6 persen dari Pemilu 1992. Ini merupakan kemenangan telak Golkar dalam pemilihan umum.
Agung juga menyebut Harmoko pandai berkomunikasi dengan masyarakat. Menurut dia, sebagai Menteri Penerangan Harmoko jago menerjemahkan pemerintah lewat bahasa yang lugas dan merakyat.
Misalnya dengan mengumumkan harga cabe keriting, tomat, dan lainnya. "Sampai hal-hal yang menyangkut masalah perekonomian disampaikan dalam bahasa yang mudah dimengerti masyarakat," kata Agung.
Agung mengatakan kondisi kesehatan Harmoko menurun bertahap hingga akhirnya tak bisa berkomunikasi. Sebelumnya, kata Agung, Harmoko masih kerap menanyakan perkembangan di Golkar dan memberikan saran.
"Saya kira karena sakit jadi tidak lagi, sejak setahun terakhir dia stroke," kata Agung.