Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Filosofi Tutup Kepala Perempuan Indonesia, Tak Tepat Pakai Terancam Kena Musibah

Kenali beragam penutup kepala perempuan dari berbagai daerah sebagai kekayaan budaya bangsa.

22 Agustus 2021 | 10.25 WIB

Penutup kepala Bulang dari Simalungun, Sumatera Utara. Dok. Komnas Perempuan
Perbesar
Penutup kepala Bulang dari Simalungun, Sumatera Utara. Dok. Komnas Perempuan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia memiliki beragam busana, kain, bahasa, hingga yang paling detail seperti penutup kepala. Jika kamu perhatikan, ada banyak jenis penutup kepala yang digunakan oleh perempuan Nusantara. Penutup kepala itu memiliki filosofi dan tata cara penggunannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Komnas Perempuan menunjukkan beberapa jenis penutup kepala perempuan dari berbagai daerah dalam acara Pembukaan Penyelenggaraan Festival Penutup Kepala Perempuan Nusantara yang berlangsung lewat daring pada Rabu, 18 Agustus 2021. Dalam acara tersebut, Komnas Perempuan mengenalkan lima penutup kepala perempuan, mulai dari jenis hingga maknanya.

  1. Jong Bayan
    Jong Bayan adalah penutup kepala perempuan masyarakat Bayan di Nusa Tenggara Barat (NTB). Biasanya Jong digunakan saat acara adat. Apabila Jong tidak digunakan pada saat yang tepat, masyarakat lokal mempercayai ada dampak negatif yang mengancam, seperti sakit, rezeki berkurang, hingga berumur pendek

    Perwakilan masyarakat Bayan, Sarbini Wati menjelaskan cara memakai Jong. Pertama, kain dilipat hingga berbentuk segitiga. Bentuk ini, menurut dia, bermakna seperti gunung. "Gunung merupakan sumber kehidupan makhluk di bumi," katanya pada Rabu, 18 Agustus 2021.

  2. Bulang
    Penutup kepala Bulang berasal dari Simalungun, Sumatera Utara. Ada empat jenis Bulang yang bisa digunakan, yaitu Bulang Sulappei, Bulang Teget, Bulang Salalu/Hurbu, dan Bulang Suyuk.

    Penutup kepala Bulang dari Simalungun, Sumatera Utara. Dok. Komnas Perempuan

    Perwakilan dari Simalungun, Anita M. Hutagalung mengatakan semua Bulang memiliki bahan dasar dan makna yang sama. "Semuanya bermakna yang memakai adalah perempuan yang telah menjadi inang atau ibu," katanya. "Yang membedakan adalah cara memakainya."

  3. Tingkuluak
    Tingkuluak adalah penutup kepala perempuan Minang. Ada beragam bentuk Tingkuluak. Ada Tingkuluak Baikek yang menyerupai tanduk kerbau, Tingkuluak kopong seperti cerobong, Tingkuluak bugih, dan Tingkuluak talakuang putih.

  4. Tatupung
    Tatupung adalah penutup kepala perempuan Dayak Maanyan, Kalimantan Tengah. Ada tiga jenis Tatupung, yaitu Tatupung Balik, Tatupung Rebek, dan Tatapung Bahuruk. Secara garis besar, penggunaan Tatupung untuk menyatakan bahwa perempuan tersebut sudah siap bekerja dan melayani aktivitas apapun dalam kehidupan masyarakat Dayak Maanyan.

    Tatupung Bahuruk, penutup kepala perempuan Dayak Maanyan, Kalimantan Tengah. Dok. Komnas Perempuan

  5. Tengkuluk
    Tengkuluk adalah penutup kepala perempuan Jambi. Ada tiga jenis Tengkuluk, yakni Tengkuluk keseharian, Tengkuluk seni budaya, dan Tengkuluk upacara. Terdapat perbedaan memakai Tengkuluk untuk perempuan yang belum dan sudah menikah. Perempuan yang belum menikah atau janda menjatuhkan untaian kain Tengkuluk ke sebelah kiri.

    Adapun perempuan yang sudah menikah menjatuhkan untaian kain Tengkuluk ke kanan. Buat anak muda yang memilih gaya modern, Tengkuluk bisa digunakan dengan pashmina yang dililit di kepala atau dengan modifikasi dari warna benang.

Komnas Perempuan rencananya menggelar acara puncak Festival Penutup Kepala Perempuan Nusantara pada Oktober 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus