Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Geopark Ijen Resmi Masuk Jaringan UNESCO

Ipuk menambahkan, masuknya Geopark Ijen ke jaringan global geopark akan meningkatkan perhatian publik internasional.

10 September 2023 | 22.45 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Panorama kawah di Gunung Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu, 4 Juni 2023. TWA Ijen yang telah ditetapkan sebagai anggota UNESCO Global Geopark (UGG) itu ramai dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara saat liburan. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Banyuwangi - Taman Nasional Ijen akhirnya resmi dikukuhkan menjadi bagian dari UNESCO Global Geopark (UGG) dalam konferensi internasional ke-10 UGG di Habous Cultural Complex, Marakes, Maroko, Sabtu, 9 September 2023 waktu setempat. Piagam penetapan sebagai Global Geoparks Network tersebut diserahkan langsung oleh Presiden Global Geopark Network Nicolas Zourous.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

UNESCO atau The United Nations Educational Scientific and Cultural Organization sendiri merupakan organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang bergerak pada bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani diundang menghadiri konferensi prestisius tersebut. Hadir pula Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim, Hudiyono.

Pengukuhan Ijen Geopark Awal Upaya Bawa ke Dunia Luar

“Pengukuhan Ijen Geopark sebagai bagian dari jaringan global geopark dari UNESCO ini bukan akhir, tapi justru awal dari upaya Banyuwangi untuk bisa membawa potensi daerah ke level internasional,” kata Ipuk dalam keterangan tertulis dikutip Ahad, 10 September 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Acara pengukuhannya sendiri, imbuh Ipuk, tetap berlangsung khidmat meskipun harus dipindahkan tempatnya. Karena terjadi gempa bumi berskala 6,8 magnitudo yang melanda Maroko. “Kami turut berduka cita atas musibah ini. Semoga warga Maroko diberikan ketabahan dan kekuatan untuk menghadapinya,” ujar Ipuk.

Ipuk menambahkan, masuknya Taman Nasional Ijen ke jaringan global geopark akan meningkatkan perhatian publik internasional. Apalagi, forum tersebut dihadiri lebih dari 1.200 ilmuwan dan pegiat geopark dari 50 negara.

Pengunjung melihat kawah dari kaldera Gunung Ijen di Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu, 4 Juni 2023. TWA Ijen yang telah ditetapkan sebagai anggota UNESCO Global Geopark (UGG) itu ramai dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara saat liburan. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya

“Sudah banyak buktinya, ketika sebuah geopark itu masuk jaringan geopark dunia, maka akan diikuti dengan perhatian internasional dan kenaikan kunjungan orang. Kita berharap ini bisa turut menggerakkan ekonomi, membuka lapangan kerja, dan tentu menjaga keberlanjutan lingkungan serta budaya lokal,” kata Ipuk memaparkan.

Potensi dan Keunikan Ijen

Geopark Ijen sendiri merupakan taman bumi yang tak hanya memiliki keunikan bentang alam dan kekayaan budaya, namun juga didukung dengan semangat mewujudkan sustainable tourism (wisata berkelanjutan). 

Geopark Ijen terbentang di seluruh wilayah kabupaten yang secara spesifik kawasannya ada di kawasan Gunung Ijen, Pantai Pulau Merah, TN Alas Purwo. Lengkap dengan beragam kekayaan geosite, biosite, dan culturalsite-nya.

Banyuwangi, lanjut Ipuk, dalam sepuluh tahun terakhir telah merintis upaya yang selaras dengan konsep pengembangan geopark global yang menekankan pada upaya konservasi dan mengajak masyarakat berperan serta melindungi dan meningkatkan fungsi potensi alam untuk pembangunan ekonomi lokal. Misalnya, Banyuwangi banyak mengemas event sport tourism seperti Ijen Green Run, balap sepeda Internasional Tour De Ijen dan lainnya yang menyajikan alam yang asli dengan oksigen yang berlimpah.

Pengembangan pariwisata di Banyuwangi sendiri, kata Ipuk, juga mendorong keterlibatan masyarakat secara luas. ”Kami dorong masyarakat untuk terlibat berbagai event pelestarian budaya. Seperti event tumpeng Sewu, Seblang, ngopi Sepulu Ewu ada keterlibatan aktif warga dalam pelaksanaannya,’ ujar Ipuk.

“Banyuwangi juga melarang hotel dibangun di sekitar Ijen dan tempat-tempat wisata lainnya, agar masyarakat sekitar bisa membuka home stay untuk pengembangan ekonomi. Juga bagian dari upaya menjaga kearifan lokal,” ucapnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus