Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pulau Gili Lawa Darat atau Gili Lawa di kawasan Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, mengalami kebakaran pada Rabu malam, 1 Agustus. Kepala Taman Nasional Budhy Kurniawan mengatakan 18-20 hektare lahan sisi timur pulau wisata itu terdampak lalapan api. Penyebab kebakaran pun masih didalami.
Baca: Sempat Dilahap Api, Ini 4 Kegiatan Seru Liburan di Gili Lawa
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Akun gosip Lambe Turah sebelumnya mengunggah video penampakan kebakaran di Gili Lawa. Video berdurasi lebih-kurang 10 detik itu dipublikasikan semalam. Tampak siluet gugusan bukit dengan salah satu sisi diliput kobaran api. Video itu tampak diambil dari sisi laut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Merespons kejadian tersebut, sejumlah pelancong yang pernah menyambangi Pulau Gili Lawa menyampaikan rasa dukanya melalui media sosial. Salah satu traveler kawakan, yang juga penulis buku seri The Naked Traveler, Trinity, mengungkapkan kesedihannya melalui Instagram pribadi @trinitytraveler. "In memoriam of the beautiful Gili Lawa (mengenang Gili Lawa yang indah)," tulisnya.
Trinity memang memiliki kesan mendalam terhadap wilayah kepulauan di Taman Nasional Komodo, tak terkecuali Gili Lawa. Dalam film yang diadopsi dari bukunya, yakni The Nekad Traveler, perempuan penyuka jalan-jalan berbasis mandiri itu mengangkat Labuan Bajo sebagai latar syuting. "Saya memiliki kenangan yang indah dengan Gili Lawa dan semua pulau di Komodo," kata Trinity saat dibubungi Tempo pada Jumat siang, 3 Agustus 2018.Pulau tak berpenduduk ini dikenal juga dengan nama Gili Lawa. TEMPO/ Nita Dian
Trinity mengenang, ia pertama kali bertandang ke Pulau Gili Lawa pada 2009. Kala itu, Labuan Bajo belum setenar sekarang. Musababnya, belum marak media sosial seperti Instagram dan Facebook yang dapat memviralkan destinasi secara masif. "Saat itu memang masih sulit cari kapal. Untung karena saya diving, jadi dapat kemudahan informasi kapal dari komunitas selam," kata Trinity.
Ada yang spesial dari Gili Lawa dan pulau lain di Taman Nasional Komodo, menurut Trinity. Salah satunya bisa menyaksikan lansekap bebas 360 derajat. Sejauh mata memandang, yang disaksikan adalah laut yang biru dan langit yang seakan tanpa batas. Pemandangan seperti ini tak dapat ia temukan di pulau lain di seluruh dunia. "Hanya di Labuan Bajo yang ada pemandangan seperti ini," kata Trinity.
Trinity telah dua kali menyambangi Gili Lawa. Setelah 2009, ia kembali ke pulau eksotis itu pada 2016. Ia mengaku belum banyak perubahan kala itu. Atmosfer petualangan pun masih amat terasa. Misalnya, untuk menuju puncak, wisatawan kudu melewati jalur trekking dengan jarak yang lumayan. Jalan pendakian pun masih alami.
Baca: Kebakaran, Pulau Gili Lawa Ditutup Sementara untuk Wisatawan
Trinity menyayangkan peristiwa ini menimpa Gili Lawa. Ia mengimbau wisatawan memiliki kesadaran untuk menjaga lingkungan dan memahami tipikal wilayah konservasi. Ia juga menyarankan pihak taman nasional memiliki aturan yang jelas untuk kawasan yang dibuka untuk publik. "Seperti di luar negeri, aturan masuk tanaman wisata di taman nasional itu ketat," ujarnya. Salah satunya adalah tidak memperkenankan wisatawan membawa benda yang memantik api seperti rokok.