Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Hadi Tjahjanto dan Museum Dirgantara Terbesar di Asia Tengggara

Kasau Marsekal TNI Hadi Tjahjanto berharap Museum Pusat Dirgantara Mandala Yogyakarta menjadi museum dirgantara terbesar di Asia Tenggara.

6 Desember 2017 | 19.56 WIB

Penerbang terakhir pesawat Hawk MK 53, Letkol Marda Sarjono mengusap badan pesawat sebagai tanda perpisahan di Museum Pusat TNI Angkatan Udara Dirgantara Mandala, Yogyakarta, 22 Agustus 2015. ANTARA FOTO
Perbesar
Penerbang terakhir pesawat Hawk MK 53, Letkol Marda Sarjono mengusap badan pesawat sebagai tanda perpisahan di Museum Pusat TNI Angkatan Udara Dirgantara Mandala, Yogyakarta, 22 Agustus 2015. ANTARA FOTO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan Museum Pusat Dirgantara Mandala (Muspusdirla) Yogyakarta ditargetkan menjadi museum dirgantara terbesar dirgantara di Asia Tenggara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Saya harapkan museum ini menjadi tujuan utama wisata pendidikan,” kata Hadi Tjahjanto usai meresmikan empat helikopter dan satu pesawat legendaris TNI AU sebagai koleksi baru Muspusdirla, di Yogyakarta, Minggu, 3/12.Calon Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menjalani uji kelayakan dan kepatutan calon Panglima TNI di Komisi I, Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 6 Desember 2017. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Hadi Tjahjanto berharap Museum dapat digunakan sebagai penambah kesadaran rasa cinta tanah air. “Khususnya kaum remaja dan anak-anak generasi penerus bangsa.”

Saat ini jumlah koleksi pesawat di Museum Dirgantara Mandala sekitar 50 pesawat. Maka dengan penambahan lima koleksi tersebut diharapkan akan menjadi yang yang terbesar di Asia Tenggara

Lima armada TNI AU yang diresmikan sebagai koleksi baru Muspusdirla adalah pesawat Cessna 401, helikopter MIL MI-1, Bell 204 Iroquois, Bell 47G Soloy, dan S-58T Sikorsky (Twin Pack).

Kasau mentargetkan Museum Dirgantara Mandala dapat mengkoleksi kekuatan udara TNI Angkatan Udara mulai era 1960, 1970, 1980-an. Selain sebagai media pendidikan sejarah kedirgantaraan Indonesia, Museum ini juga bisa menjadi inspirasi membangun kekuatan udara Republik Indonesia yang besar, kuat, dan profesional layaknya di era 1960-an.Pesawat NU 200 Si Kumbang di Museum Pusat Dirgantara Mandala di Yogyakarta, 17 Oktober 2017. Tempo/Syafiul Hadi

Peresmian lima pesawat sebagai koleksi baru museum tersebut mendapat apresiasi MURI (Museum Rekor-Dunia Indonesia). Tepatnya, Muspusdirla TNI Angkatan Udara mendapat Rekor Pemrakarsa Museum dengan Koleksi Monumen Pesawat Terbanyak. Penghargaan diserahkan pendiri MURI Jaya Suprana kepada Kasau Hadi Tjahjanto.

Kasau mengatakan rekor MURI itu merupakan apresiasi terhadap perjuangan para senior yang telah membangun Angkatan Udara. Rekor MURI ini didediksikan untuk seluruh prajurit Angkatan Udara di Indonesia.

Pada peresmian monumen pesawat tersebut, Kasau Marsekal Hadi Tjahjanto didampingi para sesepuh dan senior TNI AU sebagai pelaku sejarah yang telah membawa pesawat-pesawat mengarungi Samudera Pasifik ke Indonesia. Mereka juga telah mengoperasikannya untuk menjaga kedaulatan negara dari udara.

ANTARA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus