Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Warga negara Singapura dan Jepang boleh bangga karena paspor mereka paling kuat di dunia. Mereka dapat mengunjungi 194 negara tanpa perlu visa. Tapi yang lebih bangga lagi adalah anggota Sovereign Military Order of Malta atau Ordo Militer Berdaulat Malta karena paspor mereka paling langka di dunia. Saat ini, hanya ada sekitar 500 paspor diplomatik yang beredar secara global sehingga membuat paspor ini paling langka di dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ordo Militer Berdaulat Malta yang juga dikenal sebagai Knights of Malta diakui sebagai negara berdaulat dengan status pengamat dan konstitusi PBB. Meski diakui, mereka tidak memiliki wilayah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kesatria ini berasal dari di Yerusalem sekitar 1099 dan dihadiahkan kepada Kepulauan Malta pada 1530 oleh Raja Spanyol. Napoleon Bonaparte memaksa para Ksatria keluar dari Malta dalam invasi Prancis pada 1798, dan saat ini Ordo tersebut bermarkas di Roma.
Daniel de Petri Testaferrata, Presiden Ordo yang berbasis di Malta, mengatakan kepada CNN bahwa hanya sekitar 100 dari 13.500 ksatria, wanita, dan pendeta yang kini tinggal di Kepulauan Malta. Mereka juga menerbitkan prangko, koin, dan pelat nomor kendaraan, meskipun tidak ada jalan raya, bank, atau negara.
Mereka menyediakan pasokan medis dan kemanusiaan kepada para korban konflik atau bencana alam, menjalankan rumah sakit, korps ambulans, pusat kesehatan, panti jompo dan orang cacat, dapur umum dan pos pertolongan pertama, menekankan komitmen Ordo terhadap kesejahteraan global. Saat ini, Sovereign Order of Malta secara aktif terlibat di 120 negara.
Sejarah paspor Ordo Malta
Ordo tersebut mulai mengeluarkan dokumen laissez-passer yang fungsinya seperti paspor pada 1300-an. Dokumen ini memungkinkan para kesatria melintasi dunia dan mengumpulkan sedekah. Bentuknya menjadi modern setelah Perang Dunia II, meskipun paspor hanya diperuntukkan bagi diplomat.
“Ordo tersebut memberikan paspor kepada anggota pemerintahan mereka selama masa mandat mereka,” kata Daniel de Petri Testaferrata.
Paspor berwarna merah darah dengan 44 halaman dan watermarks ini hanya diperuntukkan bagi anggota Dewan Kedaulatan, pemimpin misi diplomatik, dan keluarga mereka. Paspor ini diberikan kepada anggota selama masa mandat mereka yang rata-rata empat tahun. Masa berlaku paling lama adalah paspor milik para Grand Master, yaitu satu dekade. Ini mencerminkan status terpilih mereka selama dua periode dan pensiun wajib pada usia 85 tahun.
Paspor diplomatik ini diakui oleh dua per tiga negara-negara anggota Schengen. Meskipun tidak ada hubungan diplomatik formal, Ordo tersebut bekerja sama erat dengan berbagai negara, termasuk Perancis, Inggris, dan Amerika Serikat.
TIMES OF INDIA | CNN | NZ HERALD