Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Gaung Papua melenggang di kancah pariwisata internasional pasca-Kepulauan Raja Ampat berhasil ditetapkan sebagai spot snorkeling terbaik dunia mengungguli Kepulauan Galapagos di Amerika Serikat, akhir 2015 lalu. Kabar baik ini disiarkan oleh CNN, mengacu pada hasil survei mereka tentang kepariwisataan bahari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Papua pun mendapat tempat di kolom-kolom pariwisata media asing. Keindahan alam bawah lautnya diberitakan secara masif di dunia. Namun, bila diselisik, pesona Papua tak habis berakhir di Kepulauan Raja Ampat.
Pulau di ufuk timur Indonesia ini sejatinya punya potensi-potensi pariwisata lain yang sama sekali belum terjamah oleh khalayak. Misalnya Oksibil.
Oksibil berada di Pegunungan Bintang. Kota kabupaten ini berada di ketinggian 1.800 mdpl. Penduduk setempat menjulukinya negeri di dalam awan. Julukan tersebut sesuai dengan bentang alam Oksibil yang menyerupai basin alias lembah. Lantaran dikelilingi pegunungan-pegunungan tinggi, Oksibil selalu ditutupi kabut setiap pagi.
Adapun suhu rata-rata di Oksibil berkisar 15 derajat Celcius. Ini membikin seluruh daerah di sana selalu diterpa hawa dingin.
Bupati Oksibil Costan Oktemka, dalam temu wartawan di Alenia Papua Coffee and Kitchen Kemang, Jakarta Selatan, Kamis, 3 Mei, menyampaikan bahwa tak jauh dari pusat Kota Oksibil, terdapat sederet lokasi wisata unggulan. Bentang wisatanya pun lengkap, mulai air terjun, pegunungan, hingga budaya dan adat istiadat.
"Pertama, Oksibil memiliki puncak Mandala," kata Costan. Puncak Mandala adalah puncak tertinggi setelah Puncak Cartenz di Jaya Wijaya. Di puncak ini, wisatawan dapat menikmati salju. Suhu minus membuat puncak gunung diliputi oleh es.
"Selain salju, dari puncak Mandala, kita bisa melihat pemandangan luar biasa yang belum terpublikasi," ujar Costan.
Kedua, Oksibil memiliki sumber air panas. Letaknya di Pegunungan Antares. Sumber air panas itu bernama Opatik. Air panas alami menjadi daya tarik utamanya. Adapun di situ, terdapat area penambangan emas.
Ketiga, Oksibil memiliki hamparan hutan misterius yang berada di Distrik Seram. Disebut misterius lantaran semua batang pohon di hutan tersebut diselimuti oleh lumut. Vegetasi pun tumbuh rapat, menambah kesan maskulin pada hutan di dataran tinggi itu.
Di sana pula pengunjung bisa melihat anggrek yang tumbuh bebas. Anggrek memberi warna lain pada rona hutan yang didominasi warna hijau.
Hutan ini terdengar cukup mistis. Namin wisatawan bisa bermalam di sana dengan membuka tenda. "Dijamin aman," kata Bupati.
Selanjutnya, keempat, Oksibil memiliki sungai di bawah tanah. Sungai itu bernama Sibil. Ia mengalir di sepanjang kota. Itu membuat Kota Oksibil seolah-olah melayang di atas sungai. Keberadaan sungai berkaitan erat dengan mitos yang berkembang. Tak disebutkan mitos tersebut oleh Bupati Costan. Hanya, kisahnya dipercaya oleh masyarakat setempat sebagai legenda yang hidup hingga kini.
Kelima, di Oksibil dapat ditemukan sejumlah air terjun. Air terjun itu berada di dekat kota. Di antaranya Air Terjun Kolbung, Tembung, Anorbung, Kukop Bung, dan Okbon Bung. Bung adalah sebutan masyarakat lokal untuk air terjun.
"Ada juga mumi di Pegunungan Bintang. Namun belum dibuka jadi objek wisata," tutur Bupati. Mumi disakralkan oleh penduduk setempat dan dipercaya mempengaruhi adat.
Tak berakhir pada objekn wisata, Oksibil memilili hasil bumi berupa kopi yang bisa dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Kopi Oksibil berjenis Arabica. Kopi ini istimewa lantaran dikemas di dalam koteka.
Anda tertarik ke Oksibil? Bagaimana cara mencapai kota itu?
Bupati Costan berbagi informasi, untuk mencapai Oksibil, wisatawan bisa menempuh perjalanan melalui Sentani menggunakan pesawat. Penerbangan Jakarta ke Sentani memakan waktu sekitar 4-5 jam. Dari Sentani, pelancong dapat melanjutkan perjalanan menggunakan pesawat kecil menuju Oksibil milik misionaris atau menggunakan maskapai Trigana. Penerbangan tersedia setiap hari dengan harga tiket mulai Rp 800 ribu. Sedangkan di dalam kota, wisatawan bisa memanfaatkan angkutan umum.