Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Ini 3 Tempat Terbaik Menikmati Senja di Pangkalanbun

Wilayahnya yang terdiri atas pesisir, perbukitan, kota sejarah, dan daerah aliran sungai membuat lanskap Pangkalanbun komplet dan beragam.

26 Februari 2018 | 14.57 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seorang nelayan sedang mengendarai perahu motor menyusuri Sungai Buun, Kalimantan Tengah, 17 Februari 2018. Tempo/Francisca Christy Rosana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, JPangkalanbun - Berlibur di Pangkalanbun, Kalimantan Tengah, tak lengkap rasanya kalau tak berburu senja. Sebab, kota di Kalimantan Tengah itu terkenal punya beberapa spot terbaik untuk menyaksikan matahari tenggelam.

Wilayahnya yang terdiri atas pesisir, perbukitan, kota sejarah, dan daerah aliran sungai membuat lanskap kota tampak komplet. Anda bisa membidik senja dengan latar belakang beragam, mulai kehidupan perdesaan sampai refleksi perahu-perahu kayu yang melintas di sepanjang Sungai Buun.
1.       Kampung Pelangi
 
Nama aslinya adalah Kampung Sega. Kampung ini beralamat di Kelurahan Mendawai. Lokasinya tepat berada di jantung Kota Pangkalan Bun, 5 kilometer dari Bundaran Pancasila kota itu.
 
Sega dijuluki kampung pelangi lantaran rumah-rumah penduduk yang membentang di tepi Sungai Buun disulap bak area foto.
 
Di perkampungan itu, kalau sore, muda-mudi dari desa sekitar berdatangan. Mereka ramai memotret kampung warna-warni, juga berpose di antara tembok yang dilukisi berbagai macam karakter kartun.
 
Pemandangan lain tak kalah menarik. Di Sungai Buun, sungai yang mengalir di sepanjang Kampung Pelangi, perahu-perahu kayu berderum. Awak pengendara perahu itu hilir-mudik melintasi sungai.
 
Matahari tenggelam di tepi Sungai Buun memunculkan refleksi pada perahu. Langit yang kemerahan juga membuat warna senja di perkampungan makin padu. Spot ini biasanya menjadi favorit para fotografer.
 
2.       Dermaga Kumai
 
Teluk Kumai dan Sungai Sekonyer adalah dua lanskap yang tersaji bila Anda nongkrong di tepi Dermaga Kumai. Dermaga ini menjadi arus lalu-lintas utama kapal-kapal klotok yang membawa wisatawan pergi menuju Taman Nasional Tanjung Puting.
 
Kalau sore, di sepanjang dermaga, puluhan klotok bersandar. Aktivitas para awak kapal yang membersihkan badan-badan klotok menjadi sajian panorama yang hidup.
 
Matahari tenggelam akan tampak dari seberang dermaga. Warna kuning kemilauannya membuat teluk yang cokelat tampak memiliki rona keemasan.
 
Dermaga Kumai berjarak 10 kilometer dari Bundaran Pancasila, pusat Kota Pangkalan Bun. Waktu tempuhnya kurang lebih 16 menit berkendara.
 
3.       Istana Kuning
 
Istana yang menjadi tempat berdiamnya Sultan Kutaringin ini adalah satu-satunya kerajaan di Kalimantan Tengah. Istana tersebut masih berdiri sampai sekarang, dengan bangunan yang terbuat dari kayu-kayu ulin.
 
Lokasinya berada di tengah-tengah Kota Pangkalan Bun, 4 kilometer dari Bundaran Pancasila.
 
Istana Kuning menawarkan sensasi berwisata sejarah di Kabupaten Kotawaringin Barat. Wisatawan yang berkunjung dapat mempelajari seluk-beluk munculnya Kasultanan Kotaringin dari sejumlah bukti peninggalan sejarah yang ada di sana.
 
Istana Kuning berada di atas bukit. Nama bukit itu Indra Kencana. Dari atas bukit dapat terlihat pemandangan kota 180 derajat. Hal itu membuat Istana Kuning menjadi salah satu spot favorit untuk berburu senja, selain untuk berwisata sejarah.
 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Francisca Christy Rosana

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, Francisca mulai bergabung di Tempo pada 2015. Kini ia meliput politik untuk kanal nasional.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus