Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa akhirnya membantu perselisihan yang langgeng selama bertahun-tahun tentang tim bubur ayam. Selama bertahun-tahun, bubur ayam memang telah membuat kubu-kubuan sehingga memunculkan dua tim: diaduk atau tidak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berusaha menjadi penengah agar perbedaan antara dua tim tidak begitu tajam, ia memberikan penjelasan di akun Instagramnya, Sabtu, 26 Desember 2020. Ia mengunggah foto tentang kesibukan penjual menata bubur ayam pesanan pelanggan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Konon kepribadianmu bisa dilihat dari cara makan bubur. Yang diaduk, katanya ramah, mudah bergaul, cuek, dan suka bertualang. Sedangkan yang tidak diaduk adalah seorang perfeksionis, bijaksana, rapi, dan teratur," tulisnya.
Bubur polos beras merah, bubur ayam, bubur ikan dori, dan berbagai menu ekstra di restoran Bubur Cap Tiger, Cikajang, Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis, 13 Februari 2020. TEMPO/ Nita Dian
Menurut Khofifah, berada di tim seharusnya tidak lagi menjadi perkara, karena kesukaan itu menentukan kepribadian dirinya. Justru yang menjadi masalah adalah perasaan kita sebagai manusia.
"Kamu tim mana? Mau diaduk atau tidak diaduk bukan masalah, yang penting bukan perasaan dan harapanmu yang diaduk-aduk. Jangan lupa sarapan agar tetap sehat bersama keluarga di rumah, " katanya.
Unggahan perempuan empat anak yang pernah menjadi menteri sosial itu mendapatkan tanggapan yang beragam dari netizen. "Saya tim yang diaduk Bu. Emang tampang buburnya jadi jelek tapi rasanya merata. Yang penting rasanya. Sepertinya hipotesis Ibu secara empiris bener sih," tulis @jon_siswa. "Langsung dimakan Bu...kelamaan sudah lapar gak usah diaduk-aduk," tulis @hanshardiawan. "Kalau yang gak doyan filosofinya apa Bu," tulis @rochim_fa.