Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Venesia dipadati wisatawan pada pembukaan karnaval di Grand Canal pada akhir pekan lalu. Video yang beredar di media sosial menunjukkan jalanan dan jembatan jadi macet karena ribuan orang berebut ingin menyaksikan parade perahu yang ikonik di kanal utama kota di Italia itu. Kejadian ini bertepatan dengan beberapa pekan sebelum kota bersejarah itu memberlakukan biaya masuk yang kontroversial untuk mengekang pariwisata.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Serbuan wisatawan terjadi meskipun ada upaya besar dari pejabat kota untuk menekan jumlah wisatawan. Acara Venice Carnival akan berlangsung hingga 4 Maret. Diperkirakan akan lebih banyak pengunjung datang ke kota ini selama karnaval.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengguna media sosial bersuara tentang kepadatan yang disebabkan oleh wisatawan. Salah seorang penduduk lokal mengunggah di X tentang acara-acara sejenis yang mestinya dihentikan.
"Bukankah kita harus menghentikan semua acara yang menarik banyak wisatawan? Kota ini sudah penuh, apakah perlu membuatnya tidak layak huni pada tingkat seperti ini?" tulis pengguna X, seperti dikutip Daily Mail.
Pengguna media sosial lain mengatakan bahwa kepadatan ini menjadi alasan yang bagus untuk tidak pergi ke Venesia. "Kota ini telah menjadi perangkap turis," tulis dia.
Pengunjung memadati jalanan dan jembatan untuk menyaksikan Venice Carnival kota kanal di Italia, Sabtu, 15 Februari 2025 (Tiktok/ @gazellastudio)
Biaya Masuk Venesia
Dari pertengahan April hingga akhir Juli, kota kuno itu akan mulai mengenakan biaya masuk pada Jumat hingga Minggu dan pada hari libur nasional. Biaya masuk kota tersebut ditetapkan sebesar lima euro, sebagai bagian dari upaya untuk mengelola arus sekitar 30 juta wisatawan yang datang ke kanal-kanal bersejarah dan romantis di Venesia setiap tahun. Pajak turis yang kontroversial mulai berlaku setelah uji coba yang berhasil tahun lalu yang melihat pejabat kota mengenakan biaya perjalanan harian selama 29 hari.
Wisatawan akan dikenai biaya setiap hari Jumat hingga Minggu dan pada hari libur nasional, antara 18 April dan 27 Juli tahun ini.
Pemungutan biaya ini tidak berlaku bagi orang yang menginap di hotel di Venesia, yang sudah dikenai pajak penginapan. Pengecualian juga berlaku bagi anak-anak di bawah 14 tahun, penduduk wilayah tersebut, pelajar, pekerja, dan orang yang mengunjungi kerabat, antara lain.
Namun, biaya perjalanan sehari dapat naik hingga 10 euro jika wisatawan memesan kurang dari empat hari sebelumnya.
Overtourism
Tahun lalu, wali kota kota Luigi Brugnaro mengatakan bahwa tujuan dari biaya masuk kota adalah untuk mencegah wisatawan mengunjungi Venesia pada hari yang sama.
Ada sekitar 250.000 orang yang tinggal di wilayah tersebut, sekitar 60.000 orang ada di dalam kota Renaisans itu. Penduduk setempat telah bergulat dengan pariwisata berlebihan atau overtourism yang dampaknya mempengaruhi kondisi kehidupan mereka. Mereka telah turun ke jalan dalam beberapa tahun terakhir untuk berdemonstrasi menentang jumlah pengunjung yang datang ke Kota Terapung tersebut.
Pada 2021, Venesia melarang kapal pesiar besar dari pusat bersejarahnya untuk melindungi lingkungannya yang rentan. Kota ini juga telah ditambahkan ke daftar situs warisan dunia yang terancam oleh UNESCO.
NEW YORK POST | DAILY MAIL