Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kematian Oh Yoanna, pembawa acara cuaca MBC yang meninggal pada 2023 di usia 28 tahun, akhirnya terungkap sebagai kasus bunuh diri. Fakta ini mencuat setelah ditemukan catatan sepanjang 17 halaman dalam aplikasi memo ponselnya, yang berisi kesaksian tentang perundungan di tempat kerja.
Bukti Perundungan terhadap Oh Yoanna di Tempat Kerja
Oh menulis catatan tersebut pada 15 September 2023 pukul 01.05 dini hari, sebelum mengakhiri hidupnya. Dalam memo itu, ia mengisahkan pengalaman buruknya menghadapi perlakuan kasar dari dua kolega senior sesama pembawa acara cuaca di MBC. Menurut laporan Korea JoongAng Daily, perundungan itu dimulai pada Maret 2022, sekitar 10 bulan setelah Oh bergabung dengan MBC pada Mei 2021. Ia kerap disalahkan atas kesalahan laporan cuaca, dipanggil kembali ke kantor setelah jam kerja, bahkan dicegah untuk pulang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tak hanya itu, ditemukan pula bukti berupa pesan KakaoTalk dan rekaman suara yang berisi kritik terhadap kemampuan profesionalnya. Bahkan saat Oh diundang tampil di acara You Quiz on the Block pada 2022, seorang rekan kerja disebut mengkritiknya karena mendapat kesempatan tersebut.
MBC Bantah Ada Perundungan
Sebelum meninggal, Oh disebut telah memberi tahu beberapa pejabat MBC tentang situasi yang dialaminya. Namun, pihak stasiun televisi itu dikabarkan tidak mengambil langkah penyelidikan lebih lanjut. Dalam catatan bunuh dirinya, Oh menulis, "Aku sangat lelah hidup—aku benci karena tidak bisa melakukan apa yang kusukai sepenuh hati."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia juga berpesan agar pemakamannya digelar seperti pesta di ruang terbuka, dengan tamu mengenakan pakaian indah sambil menikmati makanan ringan. "Jangan kuburkan aku di mana pun, taburkan saja abuku ke laut," tulisnya. Dilansir dari The Korea Times, MBC menyangkal tuduhan bahwa Oh mengalami perundungan di tempat kerja. Dalam pernyataan resminya, stasiun televisi itu menegaskan bahwa Oh tidak pernah melaporkan keluhan apa pun kepada departemen terkait, seperti kantor konseling SDM, atau kepada manajemen.
"Jika mendiang secara resmi melaporkan masalah ini melalui jalur formal atau kepada atasan yang bertanggung jawab, kami pasti sudah melakukan penyelidikan yang sesuai," kata pihak MBC. Mereka juga menegaskan bahwa perusahaan memiliki kebijakan tegas terhadap perundungan di tempat kerja dan akan segera menindaklanjuti setiap laporan yang diterima.
Menanggapi kabar bahwa Oh sempat mengadu kepada sejumlah pejabat MBC sebelum meninggal, stasiun televisi itu meminta siapa pun yang mengetahui identitas individu tersebut untuk melapor. “Menyebarkan informasi yang tidak terverifikasi dan menimbulkan kecurigaan tanpa dasar sebaiknya dihindari untuk menjaga martabat mendiang dan mencegah dampak buruk bagi orang lain," ujar MBC dalam pernyataannya.
Keluarga Layangkan Gugatan
Saat ini keluarga Oh telah mengajukan gugatan perdata terhadap pihak yang diduga sebagai pelaku bullying. Menurut laporan KBS pada Rabu, 29 Januari 2025, keluarga telah mengajukan gugatan bulan lalu dan mengklaim bahwa Oh mengalami perundungan di tempat kerja selama dua tahun sebelum kematiannya.
Gugatan tersebut didasarkan pada bukti pesan teks dan rekaman percakapan Oh dengan seorang rekan sebelum meninggal. Dalam salah satu pesannya, Oh menulis, “Apakah aku seburuk itu sampai harus mendengar hal-hal seperti ini?" dan “Apakah kesalahanku begitu besar hingga aku harus disalahkan atas keberadaan tim cuaca?"
Selain itu, dalam catatan bunuh dirinya, Oh juga menyebut nama kolega yang terlibat dalam konflik tersebut, serta menulis, “Aku diperlakukan seolah-olah tidak memiliki tanggung jawab." Keluarga menyatakan bahwa Oh mengalami penghinaan dan pelecehan verbal, tapi tidak pernah menerima permintaan maaf dari para pelaku.
Dalam gugatannya, mereka menjelaskan alasan mengajukan gugatan tersebut, "Kami berharap bisa kembali ke masa itu dan menghentikan penderitaannya. Kami mengajukan gugatan ini untuk mencegah perundungan di tempat kerja dan penyalahgunaan kekuasaan hierarki terjadi lagi." Selain menuntut individu yang terlibat, keluarga juga menuding MBC telah lalai dalam menangani isu perundungan di lingkungan kerja. Mereka mendesak adanya penyelidikan menyeluruh terhadap kasus ini.
KOREA JOONGANG DAILY | THE KOREA TIMES | KBS
Catatan redaksi:
Jangan remehkan depresi. Untuk bantuan krisis kejiwaan atau tindak pencegahan bunuh diri:
Dinas Kesehatan Jakarta menyediakan psikolog GRATIS bagi warga yang ingin melakukan konsultasi kesehatan jiwa. Terdapat 23 lokasi konsultasi gratis di 23 Puskesmas Jakarta dengan BPJS.
Bisa konsultasi online melalui laman https://sahabatjiwa-dinkes.jakarta.go.id dan bisa dijadwalkan konsultasi lanjutan dengan psikolog di Puskesmas apabila diperlukan.
Selain Dinkes DKI, Anda juga dapat menghubungi lembaga berikut untuk berkonsultasi:
Yayasan Pulih: (021) 78842580.
Hotline Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan: (021) 500454
LSM Jangan Bunuh Diri: (021) 9696 9293.