Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seleb

Kenalkan Sejarah Lewat Seni, 7 Sanggar Ikuti Festival Musikal Indonesia

Reda Gaudiamo menuturkan, Festival Musikal Indonesia digelar untuk mengingatkan kembali bahwa Indonesia memiliki sejarah yang panjang

7 Juni 2022 | 20.19 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Festival Musikal Indonesia. Foto: Screenshot Diah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak tujuh sanggar musikal akan mengikuti Festival Musikal Indonesia (FMI) yang digelar pada 20-21 Agustus 2022 di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Produser Festival Musikal Indonesia, Reda Gaudiamo menuturkan, festival digelar untuk mengingatkan kembali kepada para generasi muda bahwa Indonesia memiliki sejarah yang panjang. "Anak muda Indonesia harusnya tahu bahwa Indonesia itu punya sejarah yang panjang, termasuk tentang sendra tari dan drama yang di dalamnya ada musik," kata Reda saat  Peluncuran Festival Musikal Indonesia pada Selasa, 7 Juni 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Adapun 7 sanggar yang ikut berpartisipasi adalah Artswara, Eki Dance Company, Flodanzsoka, Jakarta Movin, Kampung Betawi, Swargaloka, dan Teman Production. Mereka akan menampilkan musikal yang berkaitan dengan cerita-cerita sejarah. Misalnya, Artswara berniat menampilkan tentang tokoh pahlawan Indonesia yaitu Cut Nyak Dhien. "Musikal Cut Nyak Dhien bercerita tentang kisah hidupnya di Sumedang, setelah diusir oleh pemerintah Belanda," kata Petty, perwakilan dari Artswara.

Sementara itu, Eki Dance Company akan menampilkan musikal yang mengangkat cerita tentang salah satu kisah cinta terkenal dalam sejarah yaitu mengenai Ken Dedes. Lalu Flodanzsoka memilih untuk mempersembahkan musikal yang mengangkat tokoh nasionalis dari daerah Sikka, Maumere, Flores Timur. Teka Iku, dua sosok yang menyatu dalam menpertahankan tanah Sikka dari penjajah.

Selain itu, Jakarta Movin akan mengangkat kisah yang berkaitan dengan sembilan perempuan warga Pegunungan Kendeng (9 Kartini Kendeng) yang dikenal karena memperjuangkan tanah kelahiran mereka dari ancaman berdirinya sebuah pabrik semen. Di samping itu, Kampung Betawi sesuai dengan namanya akan membawakan musikal dengan latar belakang Betawi dengan judul musikal Blood Brothers.

"Cerita Sultan Agung Mataram, Raden Mas Rangsang, tapi kita akan mengambil sisi saat dia di Padepokan Jejeran," kata Bathara, perwakilan dari Swargaloka. Mereka memilih untuk menampilkan kisah masa muda dari Raja ke-3 Kerajaan Mataram yang harus menjadi pemimpin kerajaan besar di usia remaja. Terakhir, dari Teman Production dikabarkan akan menampilkan musikal yang bertajuk 'Bersatu atau Mati' yang terinspirasi dari semboyan bangsa Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika.

DIAH RETNO ANDANI

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus