Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Keris yang dibuat di masa lampau kerajaan Yogyakarta dan Surakarta menjadi perburuan berharga saat ini. Jika ada yang bisa menemukan, keris-keris dengan usia pembuatan lebih dari satu abad nilainya mencapai ratusan bahkan miliaran ruipah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski begitu, harga keris sangat subyektif tergantung pemilik memperlakukan keris pusakanya. Sesepuh yang juga pengurus Paguyuban Pemerhati Tosan Aji Yogyakarta atau Mertikarta, Raden Mas Hardo Wiyono mengatakan setiap era kerajaan Yogyakarta maupun Surakarta hampir pasti mengeluarkan produk kerisnya sendiri.
Keris-keris yang dibuat di masa Keraton Yogyakarta saat dipimpin Sultan Hamengkubuwono VII (1877 – 1920) dan Keraton Surakarta ketika dipimpin Paku Buwono X (1893 – 1939) atau karya Sunan Gandok, menurut Hardo, menjadi kering yang paling diburu kolektor.
"Pada masa Sultan Hamengkubuwono VII keris dibuat dengan indah, material bagus. Karena saat itu raja bertahta dalam kondisi merdeka dan kaya," ujar Hardo saat ditemui Tempo di sela pameran Masterpiece Keris Nusantara di Hotel Ros-In Yogyakarta, Sabtu dan Minggu, 9 - 10 Februari 2019.
Hardo yang juga pemilik salah satu keris langka bernama Naga Raja itu menuturkan, keris yang diproduksi di era Sultan Agung (1613 - 1645) berbeda dengan era Sultan Hamengkubuwono VII. "Di era Sultan Agung adalah masa perang. Maka keris dibuat sejadinya karena untuk perang saat masih ada VOC," ujarnya.
Mewahnya keris produksi era Sultan Hamengkubuwono VII bisa dilihat dari berbagai sudutnya. Sebagian besar keris dibuat untuk kalangan bangsawan, berlapis emas, dan berbahan batu meteor.
Keris Singo Barong. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Dalam pameran Masterpice Keris Nusantara diperlihatkan sejumlah keris langka dalam sebuah ruang tertutup. Beberapa keris yang bernilai sejarah misalnya Keris Singo Barong dengan ciri khas hiasan berbentuk singa pada bagian gandik (wajah) keris. Singo Barong ini dapurnya terbuat dari emas kamorogan dengan bagian deder (gagang) dari gading gajah, dan mendhak (cincin) dari berlian.
Keris Carito Keprabon. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Ada pula Keris Carito Keprabon yang dikenal sebagai keris legendaris penolak bala. Keris jenis Luk 11 ini gagangnya terbuat dari gading gajah dan cincin serta selubung sarung berlapis emas.
Keris Sepang yang bertabur emas. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Keris yang tersohor adalah Naga Sapta yang memiliki bentuk mustaka (kepala) unik seperti rongga berselimut emas. Naga Sapta dipercaya sebagai keris pegangan pemimpin masa silam yang membawa kewibawaan. Ada jenis keris Luk 7 dan 13 yakni Keris Carito dan Panji Penewen yang berbahan emas kamorogan sampai bagian cincin dan gagangnya.
Keris Panji Penewen. TEMPO | Pribadi Wicaksono