Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

Keseruan Menangkap Putri Mandalika di Pantai Seger, Lombok

Menjelang Subuh, Senin 25 Februari 2019, ribuan warga turun ke laut di Pantai Seger dalam kawasan wisata Mandalika di Lombok Tengah.

26 Februari 2019 | 13.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Mataram - Menjelang Subuh, Senin 25 Februari 2019 pukul 03.00 pagi Waktu Indonesia Tengah (WITA), ribuan warga turun ke laut di Pantai Seger di kawasan wisata Mandalika di Lombok Tengah. Apa yang dilakukan?

Baca juga: Festival Pesona Bau Nyale di Lombok, Ayo Tangkap Cacing Laut

Mereka masing-masing berbekal sorok (jaring bertangkai) di tangan dan senter rata-rata diikatkan di kepala berada hingga sejauh sekitar 75 meter dari bibir pantai. Sambil berteriak bernada marah mereka memanggil kehadiran Putri Mandalika yang sebelumnya menghilang menceburkan dirinya ke laut. Teriakan marah warga tersebut dijadikan dalih untuk mendatangkan cacing ke pinggir dibawa arus air laut.

Sebenarnya mereka mencari Nyale atau cacing laut yang selama ini dipercaya dalam legenda Sasak di Lombok sebagai penjelmaan dari Putri Mandalika yang menghindarkan perpecahan para pangeran yang ingin menyuntingnya. Seperti yang ditampilkan dalam pentas drama kolosal Putri Mandalika yang disaksikan oleh ribuan warga yang hadir di Pantai Seger, Ahad 24 Februari 2019 malam. Hadir Staf Ahli bidang Multikultural Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Esthy Reko Astuti bersama Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (Wagub NTB) Sitti Rohmi Djalilah.
Mandalika Fashion Carnival 2019, Kota Praya, Lombok Tengah 25 Feb 2019 (TEMPO/Supriyantho Khafid)
Selain itu, keramaian yang diselenggarakan Kemenpar sebagai salah satu dari empat kegiatan kalender pariwisata dari NTB adalah acara tradisional rakyat Lombok berupa Betandak - balas pantun dalam bahasa Sasak dan memainkan musik Cilokak.

Setelahnya, mereka membawa pulang cacing laut yang berwarna hijau, cokelat dan hitam tersebut dalam ember atau botol-botol mineral. Ima, 20 tahun yang bersama kawan-kawannya asal Sengkol berendam hingga sedengkul di air laut mendapatkan seember kecil yang dibawannya. ''Lumayan untuk hiburan semalam di pantai Seger,'' katanya.

Lainnnya, Fendi asal Narmada Lombok Barat sengaja datang bersama saudara iparnya asal Bondir Lombok Tengah ikut meramaikan suasana Bau Nyale (menangkap cacing laut) di sana. Demikian pula Sahdan dan Sahlan, berusia 21 tahun asal Sengkol datang ke lokasi sekitar pukul 04.00 WITA.

Hingga selepas Subuh sekitar pukul 06.00 Wita berakhirlah pencarian Nyale di pantai Seger tersebut. Dan, muncul pula pasar cacing di sepanjang jalan di Kuta Mandalika hingga di depan pasar Sengkol. Cacing laut ini enak dijadikan lauk pepesan yang direbus ataupun dibakar.  ''Sekobokan harganya Rp 25 ribu. Yang dibakar sebungkusnya Rp 15 ribu,'' ujar Saleha didampingi seorang anak perempuannya Fatimah.

Menurut Wakil Bupati Lombok Tengah Pathul Bahri, kegiatan Bau Nyale bukan hanya diselenggarakan untuk rakyat di pantai Seger saja. Tetapi juga ada di sepanjang 87 kilometer pantai selatan Lombok Tengah. Yaitu diantaranya pantai Mawun, Selong Belanak, Dondon. ''Jelas ada dampak ekonominya. Ada gairah masyarakat yang bisa dirasakan,'' ucap Pathul Bahri.
Sejumlah warga Sumba melakukan ritual selama festival perang Pasola di Desa Ratenggaro di Pulau Sumba (22/3). Pasola Festival adalah acara tahunan yang penting untuk menyambut musim panen baru, yang bertepatan dengan kedatangan cacing laut 'Nyale' selama setiap tahun Februari atau Maret. Ulet Ifansasti/Getty Images
Adapun lokasi pantai Seger adalah bagian dari beberapa destinasi dalam kawasan wisata Mandalika yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai kawasan ekonomi khusus yang digarap oleh PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Indonesia Tourism Development Corporation -ITDC). Di sana bakal ada puluhan hotel berbintang yang sedang dalam proses pembangunannya termasuk sirkuit jalanan MotoGP yang bakal menjadi sirkuit pertama di Indonesia yang beroperasi 2021 mendatang. Direktur Konstruksi dan Operasional ITDC Ngurah Wirawan mengatakan ITDC mendukung setiap pagelaran pariwisata dan budaya khas masyarakat di dalam kawasan. ''Tidak ada henti-hentinya kami mendukungnya,'' ujar Ngurah Wirawan.

Wagub NTB Sitti Rohmi Djalilah menyebutkan kegiatan Bau Nyale ini adalah menjadi pendorong kelestarian alam, keindahan dan kenyamanan pariwisata. ''Masyarakat banyak yang datang sehingga mampu membnagkitkan pariwisata,'' katanya.

Baca juga: Digelar di Lombok, Ini Keseruan Mandalika Fashion Carnival 2019

Staf Ahli bidang Multikultural Kemenpar Esthy Reko Astuti mengatakan Festival Pesona Bau Nyale  di Lombok ini menjadi satu dari empat kalender event nasional dari NTB. ''Ini adalah atraksi yang bakal  menjadi pendorong membangun destinasi di sini,'' ucapnya. Festival Pesona Bau Nyale adalah kegiatan pariwisata diantara 100 kegiatan nasional yang dibiayai Kemenpar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus