Mereka berangkat pukul 03.00 dan mencapai puncak pada pukul 5.30. Pendaki harus melewati jalan terjal dan licin. Sebagian pendaki berbekal senter dari ponsel untuk menerangi jalan mereka. Kepekatan kabut pagi itu membuat sebagian rombongan menggigil.
Satu per satu membawa bibit pohon yang daun-daunnya berkibar-kibar karena embusan angin. Mereka sedang melakukan bakti sosial penghijauan Gunung Andong yang sebagian gundul karena terbakar September lalu. Selain jadi inisiatif para warisa dan suster, bakti sosial penghijauan itu juga bagian dari program peduli Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Daerah Istimewa Yogyakarta.
Di lereng-lereng Gunung Andong yang gersang, mereka menancapkan bibit-bibit pohon akasia, mahoni, dan pucuk merah. Sebagian ada yang mencakul sendiri dan sebagian dibantu Slamet, seorang petugas Search and Rescue (SAR) yang mendampingi para pendaki.
Sebagian bibit-bibit itu mereka peroleh dari Perhutani Jawa Tengah dan Balai Pengelolaan Daerah Alam Sungai Hutan Lindung Daerah Istimewa Yogyakarta. “Sebagian kami usahakan dengan menggalang donasi dan uang pribadi pesantren,” kata Pemimpin Pesantren Waria Al-Fatah, Shinta Ratri.
Shinta Ratri, 20-an santri, dan 10 suster Servarum Spiritus Sanctie Maguwo, Sleman itu punya keprihatinan terhadap kerusakan lingkungan. Mereka bekerja sama untuk menghijaukan kembali Gunung Andong karena pentingnya vegetasi hutan pegunungan untuk menopang kehidupan makhluk hidup di bumi. Hutan sebagai paru-paru dunia penghasil oksigen, makanan, dan kehidupan.
Bakti sosial itu mendapat sambutan yang baik dari publik dan warga
Magelang yang tinggal di sekitar Gunung Andong. Sebelum ke Gunung Andong, Shinta Ratri berjibaku menghubungi kawan-kawannya yang ada di Jakarta untuk menggalang donasi, satu di antaranya Kevin.
Kevin melalui akun twitter @kevinng800 membuat cuitan tentang acara penanaman pohon yang kekurangan dana. Dalam cuitan Please Do Your Magic, Kevin menjelaskan kepada publik, mengenai Shinta Ratri bersama dengan Pondok Pesantren Waria Al-Fatah Yogyakarta sedang membutuhkan donasi untuk melakukan penghijauan di Gunung Andong.
Terdapat hampir 7 ribu orang yang me-retwit dan 8 ribu yang menyukai cuitan. Penggalangan donasi itu berhasil. Menurut Shinta, dana publik yang terkumpul untuk penghijauan mencapai sekitar Rp 3 juta lebih.
Sebastiana, Suster dari Servarum Spiritus Sanctie Maguwo, Sleman atau Susteran Biara Roh Suci, menuturkan mendukung gerakan penghijauan oleh satri Pesantren Waria sejalan dengan nilai-nilai dalam Katolik. Sebastiana merujuk surat terbitan Paus Fransiskus untuk umat Katolik sedunia tentang keprihatinan terhadap kerusakan alam. “Paus berpesan kepada umat Katolik agar lebih peduli untuk melindungi bumi,” kata Sebastiana.
Susteran Biara Roh Suci kerap bekerja sama dengan santri pesantren waria untuk melakukan berbagai kegiatan sosial. Misalnya bakti sosial untuk kesehatan. Mereka telah bekerja sama dengan para santri selama 10 tahun. Para suster ini sebagian merupakan mahasiswa yang tersebar di Universitas Sanata Dharma dan Atmajaya Yogyakarta.
Para waria dari Pesantren Wari Al Fatah dan suster dari Susteran Biara Roh Suci Sleman, Yogyakarta menanam bibit pohon di Gunung Andong, Magelang, Jawa Tengah (TEMPO/Shinta Maharani)
Semakin siang, hamparan hijau gunung-gunung di sekitar Andong menyejukkan mata. Selain Andong, Magelang dikelilingi Gunung Merapi, Merbabu, Sumbing, dan Telomoyo. Gunung Andong memiliki ketinggian 1.726 meter di atas permukaan laut.
Untuk menuju puncak gunung ini bisa melalui jalur di Dusun Sawit. Gunung Andong pada libur akhir pekan selalu ramai pengunjung. “Bisa sampai 2 ribu pengunjung pada Hari Minggu,” kata Darno, seorang pendamping pendaki.
SHINTA MAHARANI