Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seleb

Mengenang 86 Tahun Benyamin Sueb: Perjalanan Karier hingga Dijadikan Nama Jalan

Sebagai bentuk penghormatan atas jasa Benyamin Sueb, namanya diabadikan sebagai nama jalan di Kemayoran, Jakarta.

7 Maret 2025 | 10.36 WIB

Memorabilia seniman legendaris Betawi Benyamin Suaeb dalam Pameran Biang Kerok, Arsip Benyamin Suaeb di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta, Rabu 12 Juni 2024. Sepanjang hidupnya, Benyamin Suaeb telah menghasilkan lebih dari 75 album musik. Beberapa lagunya yang populer seperti, Ondel-Ondel, Sang Bango, Kompor Meleduk, dan lainnya. TEMPO/Subekti.
Perbesar
Memorabilia seniman legendaris Betawi Benyamin Suaeb dalam Pameran Biang Kerok, Arsip Benyamin Suaeb di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta, Rabu 12 Juni 2024. Sepanjang hidupnya, Benyamin Suaeb telah menghasilkan lebih dari 75 album musik. Beberapa lagunya yang populer seperti, Ondel-Ondel, Sang Bango, Kompor Meleduk, dan lainnya. TEMPO/Subekti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pada 5 Maret 1939, lahirlah sosok legendaris dalam dunia hiburan Indonesia, Benyamin Sueb. Seniman serba bisa asal Betawi ini, yang akrab disapa Babe Sabeni, dikenal sebagai aktor, pelawak, sekaligus musisi berbakat.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bagi generasi muda, Benyamin mungkin lebih dikenal lewat perannya sebagai Sabeni, ayah Doel (Rano Karno), dalam sinetron Si Doel Anak Sekolahan yang ditayangkan di stasiun televisi swasta.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Namun, pria yang lahir di Kemayoran, Jakarta Utara, ini bukan sekadar aktor. Bang Ben, begitu ia juga dipanggil, merupakan ikon sekaligus pelestari budaya Betawi. Ia berperan dalam mempopulerkan musik tradisional Betawi, gambang kromong, dengan salah satu lagu terkenalnya, Nonton Bioskop.

Profil Benyamin Sueb

Benyamin Sueb, yang lebih dikenal sebagai Babe Benyamin, lahir pada 5 Maret 1939 di Kemayoran, Jakarta. Ia merupakan anak bungsu dari delapan bersaudara pasangan Suaeb dan Aisyah.  

Ayahnya, yang awalnya bernama Sukirman, mengubah namanya menjadi Suaeb setelah menetap di Jakarta. Namun, Benyamin harus menghadapi kehilangan besar di usia yang sangat muda, ketika sang ayah meninggal saat ia baru berusia dua tahun.  

Meskipun menghadapi tantangan sejak kecil, Benyamin S tumbuh menjadi pribadi yang tekun dan berbakat di bidang seni. Pendidikan dasarnya dimulai di Sekolah Rakyat Bendungan Jago (1946-1951), kemudian ia melanjutkan ke Sekolah Santo Yosef Bandung (1951-1952).  

Setelah menyelesaikan pendidikan dasar, ia meneruskan ke SMP Taman Madya Cikini pada 1955, lalu melanjutkan ke jenjang SMA di Taman Siswa hingga lulus pada 1958.  

Di tingkat pendidikan yang lebih tinggi, Benyamin sempat menempuh pendidikan di berbagai institusi. Ia pernah berkuliah di Akademi Bank Jakarta, meski tidak menyelesaikannya, lalu mengikuti Kursus Lembaga Pembinaan Perusahaan dan Ketatalaksanaan pada 1960. Selain itu, ia juga menjalani Latihan Dasar Kemiliteran di Kodam V Jaya serta Kursus Lembaga Administrasi Negara pada 1964.

Perjalanan Karier Benyamin S

Sebelum mencapai puncak karier di dunia seni, Benyamin S menjalani berbagai profesi. Pada 1959, ia sempat bekerja sebagai kondektur di Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) dan juga terlibat dalam dunia militer sebagai bagian dari divisi amunisi peralatan Angkatan Darat pada 1959-1960. Namun, kecintaannya terhadap seni tidak bisa dibendung.  

Langkah awal Benyamin di dunia seni dimulai ketika ia bergabung dengan kelompok musik Kodam V Jaya dari 1957 hingga 1968. Selama periode ini, ia juga menjabat sebagai kepala bagian di perusahaan daerah Kriya Jaya dari 1960 hingga 1969. Meskipun begitu, gairahnya terhadap musik terus berkembang.  

Pada 1969 menjadi titik balik dalam kariernya saat ia bergabung dengan grup musik Naga Mustika yang berbasis di Cengkareng, Jakarta. Keputusan ini membawa perubahan besar dalam hidupnya, mengantarkannya pada kesuksesan besar di industri musik.  

Bersama Naga Mustika, Benyamin melahirkan banyak lagu yang menjadi hits dan berhasil memperkenalkan musik khas Betawi ke khalayak luas. Ia pun dikenal sebagai salah satu penyanyi legendaris Indonesia yang karyanya terus dikenang dan dinikmati hingga kini.  

Kesuksesan Benyamin tidak hanya terbatas di dunia musik. Perannya dalam film Intan Berduri membuatnya meraih Piala Citra sebagai Pemeran Utama Terbaik. Ia juga berkiprah sebagai produser dan sutradara di PT Jiung-Film dari 1974 hingga 1979.  

Sebagai bentuk penghormatan atas jasanya, namanya diabadikan sebagai nama jalan di Jakarta. "Landas Pacu Benyamin S." menjadi salah satu jalan utama di ibu kota, membentang sepanjang 3,9 km dari pintu keluar Kemayoran Jalan Tol Pelabuhan di Pademangan Timur, Jakarta Utara, hingga persimpangan Jalan Kemayoran Gempol di Kebon Kosong, Jakarta Pusat. 

Jalan ini melintasi tiga kelurahan, yakni Pademangan Timur di Jakarta Utara, serta Gunung Sahari Selatan dan Kebon Kosong di Jakarta Pusat. Penamaan ini menjadi simbol penghargaan pemerintah Jakarta terhadap kontribusi besar Benyamin S dalam dunia seni dan budaya Betawi.

Eiben Heizar dan Muhammad Rafi Azhari berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus