Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Palembang - Tempat wisata religi ini bisa menjadi alternatif bagi anda yang ingin berlibur akhir tahun secara berbeda. Di Bayt Al Quran Al Akbar, Soak Bujang, Kecamatan Gandus, Palembang, pelancong dapar meresapi keindahan makna dan visual kaligrafi ayat-ayat suci tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bayt Al Quran Al Akbar berada di Pondok Pesantren IGM Al Ihsaniyah di Jalan M Amin Fauzi, Soak Bujang. Meski lokasinya berada di ke pinggiran Kota Palembang, namun ribuan wisatawan setiap akhir pekan mengunjunginya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Idris Palupi pemandu wisata religi, mengatakan untuk hari-hari biasa jumlah pengunjung sekitar 800 orang. “Namun akhir pekan atau hari-hari libur dan hari besar nasional bisa mencapai ribuan orang dari berbagai daerah, bahkan luar negeri,” kata dia.
Tempat yang berdiri di lahan seluas 5000 meter persegi ini memajang ayat-ayat Al Quran dalam ukiran kayu bermotif kaligrafi. Ayat-ayat Al Quran sebanyak 15 juz ditempatkan di gedung utama. Saat ini pengelola tengah membangun gedung berlantai 5 untuk menempatkan 15 juz lainnya.
Pembangunan gedung lima lantai itu dibiayai dari infak setiap pengunjung dan sumbangan sukarela donatur atau dermawan.
Kaligrafi ayat-ayat Al Quran itu diukir di kayu berkualitas berwarna keemasan. Masyarakat Sumatera Selatan menyebutnya kayu tersebut dengan tembesu. Masyarakat Jawa terbiasa mengenalnya dnnegan kayu trembesi. Sedangkan orang Kalimantan menamainya kayu ulin.
Untuk membuat ukiran kaligrafi sebanyak 30 juz itu dibutuhkan 316 keping kayu tembesu. Setiap keping beratnya mencapai sekitar 50 kilogram. Satu ukuran kaligrafi setebal 2,5 sentimeter (cm), lebar sekitar 144 cm dan tinggi 177 cm.
Total dibutuhkan 50 kubik kayu untuk menyelesaikan semua kaligrafi itu. Kayu diambil dari berbagai wilayah di Sumatera Selatan.
Gagasan pembuatan Al Quran terbesar di dunia ini tercetus pada tahun 2002, setelah seniman kaligrafi Sofwatilah Mohzaib --kini anggota DPR RI-- merampungkan pemasangan kaligrafi pintu Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, Sumatera Selatan.
Dari sana lalu terpikir untuk membuat Mushaf Al Quran dengan ukiran khas Palembang. Kemudian berhasil diukir ayat Al Quran raksasa yang terbuat dari kayu dan menjadi mushaf yang terbesar di dunia.
Al Quran Al Akbar mulai dikerjakan sejak tahun 2002 dan baru selesai pada 2009. Apabila semula letaknya di Masjid Agung Palembang, maka pada 2011 dipindah ke Gandus berdampingan dengan Pondok Pesantren IGM Al Insaniyah.
Saat ini pengembangan Bayt Al Quran terkendala keterbatasan dana dan bahan. Apalagi harga kayu tembesu kini melejit, dari semula Rp2 juta per kubik (m3) menjadi Rp7 juta per kubik. Akibatnya target tiga tahun semua bisa dituntskan, tertunda menjaid tujuh tahun. Biayanya pun mencapai sekitar Rp1,2 miliar.
Sebanyak 35 tenaga kerja terlibat dalam pembuatan ukiran kaligrafi ini. Lima orang di antaranya sebagai pengukir dan lainnya menangani tugas lain, seperti pemotongan.
Pekerja juga berbagi tugas. Ada yang mengukir, mengukur dan membelah kayu serta menuliskan ayat-ayat Al Quran di kertas karton. Setelah ditulis di kertas karton kemudian dijiplak ke kertas minyak, selanjutnya dikoreksi oleh tim ahli sebelum diserahkan kepada pengukir.
Hasil kerja mereka itulah yang akan dinikmati para pelancong dalam sebuah wisata religi berkualitas.
ANTARA
Berita lain: