Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Masyarakat Dayak di Mangkiling Undang Investor untuk Kembangkan Wisata Meratus

Kawasan Desa Mangkiling di Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan pernah menjadi tujuan wisata turis asing dari berbagai negara.

5 Juli 2021 | 08.06 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Warga adat menyiapkan bambu untuk memasak kue di desa Pa'au, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, 3 Oktober 2020. Warga desa Pa'au merupakan suku Dayak Kayu Tangi yang sangat menghargai alam yaitu hutan di sekeliling mereka sehingga secara turun temurun setiap tahun mereka menggelar ritual Seserahan Hutan. ANTARA FOTO/BAYU PRATAMA S

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat adat Dayak di Pantai Mangkiling Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan membuka peluang bagi investor untuk membuka objek wisata di daerah Pegunungan Meratus. Kawasan pegunungan itu memiliki ragam potensi wisata yang menarik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh masyarakat Dayak setempat Kasman mengatakan wilayah mereka sangat potensial dijadikan objek wisata. "Di sini lengkap, ada wisata alam dan budaya. Kalau ada yang mau investasi di sini kami persilahkan," ujarnya, Ahad, 4 Juli 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kasman mengatakan wilayah mereka di Kecamatan Hantakan itu terdapat potensi wisata sungai, air terjun, gunung yang masih hutan dan pemandangan alam khas Meratus. "Untuk budaya, di sini kita ada kebudayaan orang dayak yang sudah ada sejak dahulu kala," ujarnya.

Meski begitu, Sumiati, mantan Kepala Desa Pantai Mangkiling (sekarang Desa Datar Ajab) berpesan bahwa pembukaan wisata harus bisa menjaga kelestarian alam di sana. "Kalau bisa di Pantai Mangkiling jadi wisata nasional, dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat," kata dia.

Sumiati mengisahkan pada 1980-an, perkampungan Dayak yang berada di kaki gunung menjadi tujuan wisatawan dari berbagi negara. "Mereka yang datang adalah pencinta lingkungan, mereka datang untuk liburan dan juga melakukan penelitian di sana," ujarnya.

Setidaknya, wisata perkampungan Dayak itu berjalan selama Sumiati menjabat kepala desa pada kurun 1982-1999. "Tidak ada yang melanjutkan saat itu," ujarnya yang juga aktivis lingkungan hidup itu.

Kawasan Mangkiling berlokasi sekitar 38 kilometer dari Barabai, ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Namun sayangnya saat ini sekitar 5 kilometer menuju lokasi hanya memiliki akses jalan setapak yang kondisinya rusak parah. "Harapan kita tentunya ada perbaikan untuk jalan. Selain untuk wisata tentunya juga untuk mobilitas masyarakat setempat," ujar Sumiati.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus