Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Melukat Jadi Wisata Spiritual yang Diminati Wisatawan di Bali, Begini Proses dan Tata Caranya

Melukat adalah ritual khas yang ditujukan untuk membersihkan diri dan biasa dilakukan oleh umat Hindu maupun masyarakat Bali. Ini tata caranya.

21 Juni 2024 | 08.01 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Melukat merupakan ritual khas yang ditujukan sebagai pembersihan diri dan biasa dilakukan oleh umat Hindu atau masyarakat Bali. Belakangan ini, Melukat makin populer di kalangan masyarakat umum hingga menarik minat wisatawan untuk mencoba wisata spiritual tersebut. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari Antara, Melukat memiliki makna pembersihan secara sekala dan niskala (jasmani dan rohani) baik jiwa dan pikiran manusia sebagai alam terkecil (bhuwana alit) dan alam semesta (bhuwana agung) menggunakan sarana air. Air yang digunakan pun tidak sembarangan melainkan berasal dari air alami atau mata air yang disakralkan dan air yang didoakan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ditinjau dari pelaksanaannya, melukat dilakukan dapat ditujukan untuk dua hal, antara lain:

Sebelum Upacara Agama

Dilakukan sebelum upacara agama dilaksanakan yang bertujuan untuk membersihkan serta menyucikan semesta. Caranya dengan memercikkan tirta atau air suci yang didoakan oleh pemuka agama Hindu terhadap banten atau sarana upacara keagamaan Hindu.

Untuk Diri Sendiri

Kemudian melukat juga bisa dilakukan untuk membersihkan diri sendiri. Membersihkan diri ini berbeda dengan membersihkan diri seperti biasanya saat mandi. Melukat yang ditujukan untuk diri sendiri, bisa dilakukan dengan dua cara yang bisa dilakukan yakni pertama dipimpin oleh Sulinggih yakni orang yang disucikan (pendeta Hindu)/pemuka agama Hindu.

Melukat dengan cara ini bisa dilakukan di gria atau kediaman sulinggih dengan terlebih dahulu diawali ritual menggunakan air yang didoakan dan air kelapa muda dengan kulit berwarna gading yang memiliki simbol Dewa Siwa sebagai pelebur.

Biasanya melukat yang dipimpin oleh Sulinggih dimaksudkan untuk menyembuhkan penyakit atau dilakukan saat upacara pernikahan. Kemudian, melukat untuk diri sendiri juga bisa dilakukan mandiri dengan memanfaatkan sumber mata air yang dinilai suci dan disakralkan oleh umat Hindu yang berada di tempat-tempat pemujaan atau pura di Bali.

Jenis melukat ini memiliki peminat yang tinggi dan cukup viral di media sosial, pasalnya tempat-tempat melukat di Bali biasanya dijadikan sebagai obyek wisata spiritual dan juga menyajikan pemandangan alam sehingga banyak dicari oleh orang-orang dari luar Bali. Tak hanya itu, melukat juga kian populer setelah selebriti Indonesia maupun dunia turut memposting ritual pembersihan diri tersebut saat mereka berkunjung ke Bali. 

Dilansir dari website Desa Abiansemal, Kabupaten Badung, Bali, terdapat teknik melukat yang perlu diperhatikan saat Melukat di tempat suci atau Pura agar prosesi dilakukan tepat:

  1. Setibanya di tempat suci atau tempat melukat tersebut, sebaiknya menghaturkan persembahan canang dan dupa terlebih dahulu di seluruh palinggih atau titik sakral, serta di seluruh pancoran yang ada. Jika membawa persembahan berupa banten pejati, maka haturkan pejati tersebut di palinggih utama dengan dupa sebanyak 11 batang.

  2. Sembahyanglah terlebih dahulu sebelum melukat. Sembahyang ditujukan kepada para Ista Dewata (para dewa-dewi) yang berstana di tempat suci tersebut, termasuk matur piuning (menyampaikan) hendak melukat, serta memohon pemberkahan melalui prosesi pembersihan, penyucian dan pemurnian diri. Setelah selesai matur piuning dan sembahyang, bisa melanjutkan prosesi melukat.

  3. Setiap tempat suci untuk ritual melukat memiliki aturan atau ketentuannya masing-masing. Namun secara umum, orang yang melukat akan menggunakan selembar kain kamen atau bisa juga dengan baju kaos sebagai atasan dan kamen sebagai bawahan.

    Tepat sebelum mulai prosesi melukat atau membersihkan diri di pancoran, berdirilah di depan pancoran dengan mencakupkan kedua tangan di dahi. Ucapkan doa untuk memohon dan menurunkan berkah penglukatan dari para Ista Dewata. Selain itu, bagi perempuan yang sedang menstruasi maka dilarang untuk mengikuti prosesi melukat demi menjaga kesucian pura atau area suci sekitarnya. 

Pilihan Editor: 7 Rekomendasi Lokasi Melukat di Bali, Ini Rute Destinasi Plus Biaya Masuknya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus