Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, YOgyakarta - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyatakan tak akan menggelar tradisi tahunan yang biasa digelar dalam momentum Lebaran yakni open house dan Syawalan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Open house merujuk acara yang tiap tahun digelar Gubernur DIY di Kompleks Kepatihan Yogyakarta. Di acara ini, masyarakat datang bersua dan bersalaman langsung dengan Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X atau HB X. Acara ini bisa menyedot hingga 2-3 ribu warga yang kemudian disuguhi berbagai kuliner.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun Syawalan merupakan safari Gubernur DIY untuk bersilaturahmi dengan kepala daerah dan masyarakat di lima kabupaten/kota pada hari ke dua hingga keempat Lebaran.
Sekretaris DIY Beny Suharsono meminta maaf atas ditiadakannya open house tahun ini. "Jika biasanya masyarakat saat hari pertama kerja setelah Idul Fitri datang berduyun-duyun dari berbagai daerah, tahun ini kami tiadakan," kata Beny, Senin, 17 Maret 2025.
Beny tak menampik salah satu faktor yang membuat dua acara itu ditiadakan tak lain pemangkasan anggaran yang kini sedang digaungkan Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
"Ya, memang salah satunya (karena pemangkasan anggaran) itu, hanya saja kami lebih menyebutnya menunda acara acara seperti itu," kata dia.
Open House 2024
Terakhir kali, Pemda DIY menggelar Open House pada 2024. Acara itu digelar setelah empat kali Lebaran ditiadakan karena dampak pandemi Covid-19 yang melanda sejak 2020.
Koordinator Substansi Hubungan Masyarakat, Biro Umum, Hubungan Masyarakat dan Protokol Sekretariat Pemda DIY, Ditya Nanaryo Aji saat itu mengatakan dalam open house pada 2024 itu, Pemerintah DIY menyediakan kuota bagi 3.000 warga untuk turut serta. Gubernur dan Wakil Gubernur DIY akan didampingi istri masing masing yakni Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas dan Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu Adipati (GKBRAA) Paku Alam.
"Open house ini bersifat terbuka bagi seluruh masyarakat dan tentunya tidak dipungut biaya apa pun," kata Ditya saat itu.
Dilarang Berfoto
Masyarakat dipersilakan datang tanpa syarat, namun demikian harus tetap mengikuti aturan-aturan yang berlaku, seperti berpakaian bebas, namun tetap rapi dan sopan serta menjaga ketertiban.
"Masyarakat dipersilahkan datang dengan memakai dresscode rapi dan sopan kemudian juga nanti mohon maaf sekali, dilarang untuk mengambil foto atau selfie di atas Bangsal Kepatihan dengan beliau-beliau," kata dia.
Open House itu biasanya berlangsung selama tiga jam, mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB. Selama tiga jam tersebut akan dibagi menjadi tiga sesi per 1 jam sekali, dengan maksud agar antrean bisa lebih tertib dan lebih kondusif.
Masyarakat yang datang open house juga dijamu dengan sajian-sajian kuliner tradisional dari DIY seperti soto ayam, mie jawa goreng/rebus, nasi liwet, aneka jenang dan aneka minuman.
Usai bersalaman dengan Gubernur dan Wakil Gubernur DI Yogyakarta, masyarakat nantinya dipersilakan untuk menikmati jamuan yang telah disediakan secara prasmanan.
Pilihan Editor: Tradisi Kenduri Syawalan Guna Jaga Silaturahmi Antar Warga