Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Di Pulau Belitung, wisatawan mempunyai pilihan untuk menikmati senja dari sejumlah pantai. Maklum daerah pesisir, jadi pantai bertebaran di berbagai sisi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dan saya memilih sebuah pantai yang agak tersembunyi, Pantai Bukit Berahu. Tak jauh dari kampung nelayan Tanjung Binga yang jaraknya 18 kilometer dari Tanjung Pandan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tak ada penampakan adanya pantai ketika saya memasuki lahan dengan salah satu sisinya restoran itu. Pantai yang berada di Desa Tanjung Binga ini, baru tampak setelah saya melangkah menuruni beberapa tangga. Terlihat lah pantai berpasir putih itu terlihat. Sesuai namanya memang pantai berada di balik bukit perahu yang terbalik.
Benar-benar tersembunyi.
Ada sekitar 60-70 anak tangga yang harus saya pijak hingga akhirnya bisa menuju pantai. Saya menyusuri jalan setapak, saya melewati rumah-rumah kayu. Di ujung pantai, berjajaran tak beraturan batuan granit yang menjadi ciri dari pantai-pantai di Belitung. Di ujung kanan, pantai lebih lapang, cuma sudah ada beberapa kelompok orang di sana.Jadi di atas bebatuan rasanya lebih tenang menatap mentari yang perlahan turun menuju peraduan.
Pantai Bukit Berahu menjadi salah satu lokasi untuk menikmati keindahan mentari tenggelam di Tanjung Pandan, Pulau Belitung. TEMPO/Rita Nariswari
Setelah menikmati air laut, saya pun duduk di atas bebatuan. Mencermati menit demi menit dari mulai langit berwarna kuning terang. Sembari melihat kapal-kapal hilir mudik dari kejauhan. Terlihat begitu kecil jadi cukup jelas. Laut juga begitu tenang.
Sayang, awan-awan gelap menutup matahari hingga warna kemerahan yang biasanya muncul sebelum surya menghilang tak berhasil saya simak. Tapi tak apa lah, air laut, bebatuan dan langit yang menguning pun sudah membuat saya takjub sore itu.
Baca Juga:
Asyiknya di Pantai Bukit Berahu, bila bosan berenang di laut, di bagian atas restoran ada kolam renang. Makan dan berenang menjadi kegiatan menarik di sini. Bila masih betah, silakan menginap di cottage yang berada di tepi pantai. Atau bisa juga hotel yang berada di atas bukit, menyatu dengan restoran dan kolam renang.
Ketika langit sudah benar-benar gelap, saya baru beranjak. Untuk mencapai area parkir, tentu tak mempunyai pilihan selain menaiki puluhan tangga, meski harus terengah-tengah.
RITA NARISWARI