Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Menemukan Tank Perang Dunia II di Hutan Tambrauw Papua Barat

Kabarnya, tentara Sekutu yang mendarat di sepanjang pantai utara Papua Barat dulunya menyisir hutan ini untuk menemukan jejak Jepang.

20 Mei 2018 | 17.28 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Tank peninggalan Perang Dunia II di Distrik War, Kabupaten Tambrauw, Papua Barat. (Tempo/Francisca Christy)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Papua Barat memegang halaman penting dalam buku sejarah Perang Dunia II yang terjadi pada 1939 sampai 1945. Sebagian wilayah di sekitar kepala burung pulau paling timur Nusantara itu menjadi saksi bisu pertempuran Sekutu dan Jepang.

Baca: 5 Fakta Distrik Kebar, Pedalaman Papua Barat Mirip Switzerland

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam rekaman film dokumenter berjudul Invansion of Sansapor produksi Amerika Serikat, Jenderal Douglas MacArthur pernah mendarat di beberapa tempat. Salah satu yang diceritakan dalam film tersebut ialah kota pelabuhan lama Papua Barat. Kota lama itu bernama Sausapor, yang kini menjadi ibu kota sementara Kabupaten Tambrauw.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Melalui rekaman yang diunggah WW II Public Domain, MacArthur bersama resimen tim tempurnya mendaratkan tank-tank artileri dan amfibi di sana. Jejak peninggalan mobil baja marsekal lapangan Amerika Serikat dari Angkatan Darat Filipina ini konon masih utuh di hutan sekitar Sausapor.

Kabar utuhnya tank peninggalan Perang Dunia II tersiar dari penduduk di sekitar Distrik Bikar saat Tempo melakukan ekspedisi membuka jalur pariwisata baru di Kabupaten Tambrauw. Tempo melakukan ekspedisi bersama tim Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata dan Pemerintah Daerah Kabupaten Tambrauw selama sepekan, 14-19 Mei 2018.

Perjalanan mencari tank peninggalan Sekutu lantas dimulai dari Sausapor. Tim menuju titik hutan yang dimaksud, yakni di Distrik Bikar. Menggunakan mobil double cabin dan double gardan, perjalanan dilakukan mengikuti jalur pantai utara.

Di sekitar pantai itu masih tampak hutan rapat. Kabarnya, tentara Sekutu yang mendarat di sepanjang pantai utara Papua Barat dulunya menyisir hutan ini untuk menemukan jejak Jepang.

Waktu tempuh menuju Distrik Bikar lebih kurang 30 menit. Medan jalan cukup rata. Hanya, di beberapa titik terdapat permukaan yang berlubang ditutupi kubangan lumpur. Tidak ada penanda menuju titik masuk ke hutan. Satu-satunya petunjuk adalah berasal dari arahan warga lokal. 

Tiba di hutan yang dimaksud, tim ekspedisi harus merangsak ke dalam. Perjalanan dilanjutkan dengan jalan kaki kira-kira 20 menit. Jarak jalan raya masuk ke hutan sebenarnya tak terlampau jauh. Namun, karena masih berupa hutan rapat, waktu perjalanan banyak dimanfaatkan untuk menebas semak belukar.Tank peninggalan Perang Dunia II di Distrik War, Kabupaten Tambrauw, Papua Barat. (Tempo/Francisca Christy)

Tank itu mulai terlihat setelah sekitar 1 kilometer tim melakukan penjelajahan. Ada lima tank yang berjajar menghadap satu arah yang tampak di sana. Hampir semua bagiannya ditumbuhi tanaman berjalar.

Ada empat tank diduga artileri dan satu tank diduga amfibi yang berpangkal di sana. Beberapa bagian telah rusak, namun bentuknya masih utuh. Roda rantai yang melingkari roda-roda giginya masih lengkap. Sedangkan tempat senjata berat di bagian atas pun masih belum terkikis.

Hanya, seluruh bagian memang telah berkarat dan terbalut lumut. 

Di salah satu bagian tank itu terpampang nomor peranti yang bisa terbaca jelas. Adapun di sekitar tank, tumbuh pepohonan liar. Usianya tak terdeteksi. Namun terlihat besar dan tua. 

Belum diketahui secara pasti tank ini seluruhnya milik kavaleri Sekutu atau juga milik Jepang. Meski demikian, keberadaannya dijaga utuh oleh masyarakat adat setempat.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tambrauw Abraham D.E. Mayor mencatatnya sebagai aset pariwisata. “Kami akan inventarisasi lebih dulu supaya nanti bisa menajdi salah satu obyek wisata sejarah,” ujarnya. 

Selain di titik tersebut, masyarakat lokal menginformasikan masih ada dua tank lain yang lokasinya tak terlalu jauh. Ada pula tikar pacu dan drum yang tersebar bebas di kawasan hutan di beberapa distrik lainnya.

 

Catatan redaksi:

Pada alinea ke 4 dan 5 telah dikoreksi penulisan yang sebelumnya "Distrik War" menjaid Distrik Bikar. Terima kasih.

Francisca Christy Rosana

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiscus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus