Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Mengenal Tradisi Yasa Peksi Burak Keraton Yogyakarta Untuk Peringati Isra Miraj

Tradisi ini telah digelar turun temurun sejak masa Raja Pertama Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono I.

27 Januari 2025 | 17.20 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Keraton Yogyakarta menggelar tradisi Hajad Dalem Yasa Peksi Burak dalam peringatan Isra Mikraj, Minggu (26/1). Dok.Keraton Yogyakarta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Keraton Yogyakarta punya tradisi setiap peringatan momentum Isra Mikraj. Tradisi itu dikenal sebagai Hajad Dalem Yasa Peksi Burak yang pada tahun ini digelar pada 27 Rejeb Je 1958 atau Ahad, 26 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Peksi adalah burung. Burak makhluk yang diyakini menjadi kendaraan nabi saat melakukan Isra Mikraj. Hajad dalem ini diawali dengan membuat peksi burak, pohon buah dan empat pohon bunga.

Prosesi Yasa Peksi Burak ini digelar satu hari penuh, diawali dengan pembuatan rangkaian bunga dan buah menjadi bentuk burung burak sebagai simbol wahana Nabi Muhammad SAW saat melakukan lsra Mikraj.

Pembuatan Burak

Pembuatan replika burak itu digelar secara tertutup oleh Putri Dalem (puteri Raja Keraton Yogyakarta) bersama para Sentana Dalem Putri di Bangsal Sekar Kedhaton, Kompleks Keputren, Keraton Yogyakarta, pada Ahad pagi. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Peksi burak dibuat dari buah-buahan seperti kulit jeruk bali yang diukir membentuk badan, leher, kepala, dan sayap burung. Untuk burung jantan, pembuatan replikanya diberi jengger (pial) sehingga berbeda dari burung betina.

Replika itu lantas diletakkan di atas sarang atau susuh yang dirangkai dari daun kemuning sebagai tempat bertengger dan disangga oleh ruas-ruas bambu di bagian paling atas dari pohon buah. 

Pembuatan simbol ini dinilai penting untuk mendukung syiar lslam agar lebih mudah diterima oleh masyarakat pada zaman dahulu.

Selanjutnya, rangkaian peksi burak diarak ke Kagungan Dalem Masjid Gedhe. Ada sebanyak dua peksi burak yang dibawa belasan abdi dalem dengan cara dipikul berjalan kaki dari Keraton Yogyakarta menuju Masjid Gedhe. 

Pembacaan Kisah Isra Mikraj

Selepas lsya, pihak Kawedanan Pengulon (abdi dalem bidang keagamaan) Keraton Yogyakarta melaksanakan pengajian pembacaan riwayat Kanjeng Nabi Muhammad SAW selama melakukan Isra Mikraj di Serambi Masjid Gedhe Kauman malam harinya.

"Tradisi Yasa Peksi Burak menjadi cara Keraton Yogyakarta memperingati Isra Mikraj," kata pengurus Kawedanan Pengulon Keraton Yogyakarta, Kanjeng Raden Mas Tumenggung (KRMT) Sarihartoko.

Tradisi Peksi Burak, kata dia, diperingati untuk menggambarkan perjalanan Nabi Muhammad SAW yang menuju langit ke tujuh menggunakan burak. 

Dalam tradisi ini, Keraton Yogyakarta menggunakan berbagai jenis hasil alam untuk prosesinya, mulai dari buah pisang, jeruk, manggis, dan tebu. Tradisi ini telah digelar turun temurun sejak masa Raja Pertama Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono I. 

Peringatan Isra Mikraj ini merupakan sarana dakwah yang dilakukan oleh Keraton Yogyakarta. Melalui Yasa Peksi Burak, masyarakat diharapkan dapat mengambil hikmah dari perjalanan Isra Mikraj dan perintah salat lima waktu kepada umat muslim yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW kepada umat muslim.

Pribadi Wicaksono (Kontributor)

Pribadi Wicaksono (Kontributor)

Koresponden Tempo di Yogyakarta.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus