Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ornamen batu giok yang melapisi bangunan masjid Agung Baitul A’la di Kabupaten Nagan Raya, Aceh mulai menarik minat wisatawan. Padahal pembangunan masjid itu belum rampung sepenuhnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Meski pengerjaan pemasangan batu giok di masjid agung masih dikerjakan, namun kunjungan masyarakat lokal dan wisatawan sudah mulai berdatangan, ini sangat menggembirakan,” kata Kepala Dinas Permukiman Kabupaten Nagan Raya, Tamarlan, Jumat, 16 Oktober 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Masjid yang dibangun oleh pemerintah daerah setempat tersebut diharapkan menjadi salah satu ikon wisata islami di Aceh.
Ornamen batu alam jenis giok itu dipasang di bagian dinding dan lantai masjid. Tamarlan menargetkan pemasangan batu giok di bagian lantai selesai pada tahun ini dengan luas mencapai 800 meter persegi, sedangkan pemasangan di bagian dinding diperkirakan tuntas sekitar 124 meter persegi.
Adapun penyelesaian pembangunan masjid secara keseluruhan ditargetkan pada 2022. Untuk bisa menyelesaikan semua proses pemasangan batu alam giok dan pembangunan dua menara masjid, pihaknya juga sudah mengusulkan anggaran sebesar Rp35 miliar pada 2021.
Batu giok yang dipasang di masjid tersebut dibuat oleh asosiasi pengrajin dari Tulung Agung. Kualitas batu giok tersebut sudah melebihi granit karena tingkat kekerasan sangat tinggi. "Kami menggunakan pisau pembelah batu dengan kualitas intan atau diamond untuk membelah batu giok ini," kata Sumaji, salah seorang pengrajin.