Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Milan membuat aturan baru tentang kehidupan malam. Ibu Kota Italia tersebut melarang penduduk atau wisatawan bersuka ria hingga larut malam dan melarang penjualan makanan dan minuman yang dibawa pulang pada jam-jam tertentu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Aturan ini berlaku khususnya di area Porta Venezia, salah satu persimpangan terkenal di pusat Kota Milan. Porta Venezia dianggap sebagai area yang paling keren dan elegan di Milan, rumah bagi kelas menengah atas dengan bangunan bergaya kebebasan tahun 1900-an. Distrik ini merupakan perpaduan antara modernitas dan keanggunan di mana hiruk pikuk jalan-jalan utama menemukan ketenangan di Taman Indro Montanelli, sempurna untuk momen-momen yang menyenangkan dan santai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Larangan sementara ini berarti orang yang bersuka ria hingga larut malam tidak lagi dapat membeli minuman atau makanan untuk dibawa pulang dari toko, kios, bar dengan tempat duduk di luar ruangan, dan bahkan mesin penjual otomatis.
Aturan ini berlaku mulai tengah malam hingga pukul 06.00 pada hari kerja dan mulai pukul 01.30 hingga 06.00 pada Jumat dan Sabtu malam hingga 19 November.
Peraturan baru ini diberlakukan setelah warga setempat menggugat balai kota atas kebisingan yang disebabkan oleh kehidupan malam di daerah tersebut awal tahun ini.
Larangan tersebut mencakup kawasan kehidupan malam LGBT+ yang sibuk di Porta Venezia, mulai dari Piazza Oberdan hingga via Melzo dan via Lazzaretto.
Pedagang kaki lima mengikuti aturan lebih ketat karena mereka dilarang memasuki area tersebut antara pukul 18.00 dan 06.00.
Alasan di balik aturan kehiudpan malam
Bosan dengan kebisingan, keramaian, dan kejahatan yang timbul karena tinggal di kawasan kehidupan malam yang sibuk, Komite Warga Lazzaretto mendesak pejabat kota untuk mengambil tindakan.
Mendengarkan permohonan mereka, Walikota Milan Giuseppe Sala mulai ragu tentang gagasan kota 24 jam. “Gagasan kota 24 jam di mana tidak ada jam buka, selalu buka, tidak lagi meyakinkan saya,” menurut kantor berita Italia Ansa. “Saya percaya kota juga harus beristirahat seperti kita manusia dan memiliki jadwal yang lebih sesuai untuk semua orang,” lanjutnya.
Ini bukan pertama kalinya tindakan seperti itu diambil untuk mengekang orang-orang yang bersuka ria di Milan. Pada Mei 2020, penjualan minuman beralkohol untuk dibawa pulang dilarang mulai pukul 19.00 hingga 07.00 karena warga melanggar peraturan keselamatan COVID-19.
Pada Juli 2022 dan Juni tahun ini, minuman dibawa pulang setelah jam kerja kembali dilarang di pusat kota Milan, kali ini untuk mengurangi kebisingan dan kejahatan di jalanan.
EURONEWS | ITALIA.IT