Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BENARKAH James Brown baru menggelar konser di Indonesia?"
Pertanyaan ini terlontar dari Xan McCurdy, gitaris kelompok Cake, sesaat menjelang keterangan pers digelar di Hotel Hilton, Jakarta, Rabu pekan lalu. Malam itu McCurdy hanya didampingi Gabriel Nelson (drum) dan Vincent DiFiore (bas). Vokalis John McCrea malah tak terlihat karena tertinggal pesawat saat berangkat dari California.
Konser bertajuk The Pressure Chief World Tour di Tennis Indoor Senayan, Kamis malam pekan silam, itu merupakan awal konser mereka di 22 negara untuk mempromosikan album terbaru The Pressure Chief, yang dirilis pada November 2004. Indonesia adalah satu-satunya negara Asia yang dikunjungi sebelum mereka bertolak ke Australia, Eropa, dan Amerika.
Kuartet ini nyaris batal datang karena ragu. Mereka tak mengenal iklim musik dan masyarakat Indonesia. Untung promotor Adri Soebono dari Java Musikindo, yang mengundang mereka, tak hilang akal. "Saya bilang James Brown baru menggelar konser di Jakarta," katanya kepada Tempo. Mendengar "sang Raja Soul" saja bersedia manggung, Cake akhirnya mengangguk. "James Brown adalah inspirator musik kami, he's the master of rhythm," kata McCurdy. Yang bikin mereka tambah kaget, begitu datang langsung diganjar Sony Music Award untuk prestasi penjualan album Comfort Eagle dan Pressure Chief sebanyak 45 ribu keping.
Cikal-bakal Cake dimulai saat John McCrea mengajak rekan-rekannya, Vincent DiFiore, Greg Brown, Sean McFessel, dan Frank French, membentuk band pada 1992 di kampung halaman mereka, Sacramento, California. McCrea dalam keadaan frustrasi karena impiannya menembus industri musik di Los Angeles gagal. Maklum, saat itu Amerika sedang dilanda tren musik alternatif (Seattle sound) yang diusung berbagai band asal San Francisco Bay Area seperti Pearl Jam, Nirvana, Soundgarden, atau Stone Temple Pilot, yang lebih simpel dalam mengemas musik.
Dua tahun kemudian, album debutan Cake, Motorcade of Generosity, dirilis. Album ini melejitkan How Do You Afford Your Rock n' Roll Lifestyle, Rubby Sees All, dan Jolene. Eksistensi mereka mulai dilirik berbagai klub malam di seantero Sacramento. Album kedua berjudul Fashion Nugget segera menyusul, melahirkan The Distance yang membuat mereka meraih platinum pertama.
Tapi "kelezatan" Cake yang sesungguhnya tercium dari nomor lawas milik Gloria Gaynor yang diaransemen ulang oleh McCrea dengan lebih minimalis, distortif, dan cenderung out-of-tempo karena dibuat lebih lambat: I Will Survive. Inovasi ini membuat Cake dicari pencinta musik. Mereka juga membuat lagu remake milik Osvaldo Farres berjudul Perhaps, Perhaps, Perhaps dengan beat yang terputus-putus.
Pergantian personel terjadi pada 1998 ketika Brown, McFessel, dan French mundur. Hanya DiFiore yang bertahan menemani McCrea. McCurdy dan Nelson masuk, dan formasi ini merilis album ketiga Prolonging the Magic (1998), lalu menyusul Eagle (2001). Nuansa keempat album tersebut serupa. Lirik lagu yang simpel tapi nyeleneh, aliran musik yang memadukan funk, hip-hop, country, new wave, pop, jazz, college rock, dan guitar rock semuanya sangat khas. Tahun lalu muncul Pressure Chief. Selera nyeleneh mereka muncul dalam bentuk permintaan dekorasi panggung berupa gambar gunung salju. "Mereka tidak rewel, tapi aneh," kata Adri.
Adri juga tak bisa menutupi kekecewaannya atas hasil penjualan tiket yang hanya mencapai 1.800 alias masih separuh target. "Kalau dibilang rugi, ya, rugi," katanya lugas. Kalau McCrea tahu, mungkin ia akan menyanyikan You Will Survive untuk Adri, yang masih menggelar empat konser internasional lagi dalam waktu dekat: Simple Plan (karcisnya sudah habisRed), Avril Lavigne, Maksim, dan Ja Rule.
Eduardus Karel Dewanto/ANB
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo