Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

Nadiem Makarim Minta Anak-anak Diajarkan Gotong Royong

Tidak hanya itu, Nadiem Makarim juga melihat kerjasama antarindividu merupakan hal yang penting dalam menghasilkan sesuatu.

10 Desember 2020 | 12.08 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menyoroti tumbuh kembang anak-anak Indonesia khususnya dalam segi pembentukan karakter. Nadiem menuturkan kemajuan teknologi juga perlu diselaraskan dengan perkembangan karakter anak-anak.

"Menurut saya, kemampuan anak-anak di masa depan dalam berinovasi dengan teknologi harus selalu diimbangi dengan perkembangan karakter," tulis Nadiem di Instagramnya pada Selasa, 8 Desember 2020.

Tidak hanya itu, Nadiem juga melihat kerjasama antarindividu merupakan hal yang penting dalam menghasilkan sesuatu. "Lebih penting lagi, yaitu kemampuan generasi muda dalam bekerja sama dan berkolaborasi," tulisnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Anak-anak sedang bermain di taman yang ramah anak.

Nadiem berharap anak-anak Indonesia diajarkan sejak kecil untuk bergotong royong yang nantinya juga akan berdampak pada pembentukan karakter mereka. "Gotong royong sedari kecil adalah suatu nilai yang harus kita contohkan bersama dalam keseharian kita," tulisnya.

Netizen merasa setuju dengan pendapat Nadiem. Mereka juga berpendapat pendidikan karakter adalah hal yang utama untuk diberikan sejak dini. "Pendidikan selama ini membuat murid satu sama lain berkompetisi, sekarang berbeda, lebih fokus pada kolaborasi," tulis @danardwsatrio. "Betul pa,setuju. Pendidikan karakter adalah yang utama," tulis @dyahrahma90. "Yang penting jangan berkolaborasi dalam kejahatan ya pak, korupsi misalnya," tulis @bagasdaud.

Sebelumnya pada November lalu, Nadiem memberikan pengumuman untuk memberikan izin sekolah dibuka kembali tanpa syarat zonasi pandemi. Termasuk dalam pertimbangannya adalah kekhawatiran akan dampak negatif penyelenggaraan pembelajaran atau pendidikan jarak jauh (PJJ) berkepanjangan yang bisa menjadi permanen jika dibiarkan. Mulai dari kemungkinan putus sekolah, keadaan psikologis siswa, potensi kehilangan pembelajaran pada satu generasi, sampai meningkatnya tindak kekerasan rumah tangga.

MARVELA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus