Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sruntul merupakan ruang kolaboratif yang befokus pada pengembangan seni kontemporer. Pada Sabtu pekan lalu, pada 22 Juli 2023 diadakan Pekan Buku Sruntul Volume 2 di Warung Mbah Cokro Surabaya. Pekan Buku Sruntul berlangsung selama 2 hari yaitu 22-23 Juli 2023, dimulai dari pukul 10.00 hingga 22.00.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam agenda tersebut terdapat pula diskusi antara lain bertema "Jelajah Pariwisata Jalur Aksara" yang diampu oleh oleh Guntur Sekti W. S.S. M.A selaku Dosen Sastra dan Rekha Aqsolia selaku Pengkaji Budaya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berkaitan dengan diskusi tersebut, Dikutip melalui akun instagram sruntulisme, Aksara dalam sastra, kita akan akan dibawa untuk berkelana ke tempat-tempat yang mungkin belum pernah kita singgahi. melalui jalur itu pula kita akan diajak untuk berpikir dan merenungkan lebih jauh, kemanakah arah sastra masa depan.
Sastra pariwisata adalah panduan yang mempunyai daya tawar. karena disadari atau tidak, di dalamnya, kita akan kembali bertemu dengan mitos dan kebudayaan dari berbagai daerah. diskusi itu menjelaskan hubungan sastra dan ekonomi kreatif ini hanya bersifat transaksional atau barangkali kajiannya bersifat akal-akalan.
Untuk Pekan Buku terdapat banyak pelapak buku yang ada misalnya Witness, Penerbit Metajamu, Om Buku, Buku Sarkimpul, Liberasi Booksare, Pustaka Menara, Bookredom, Buku Djagad dan Sawiji Books. Buku yang ditampilkan dengan harga terjangkau, seperti buku Bukan Pasar Malam karya Pramoedya Ananta Toer di lapak buku Buku Djagad.
Hasan pelapak Buku Djagad yang berasal dari Sidoarjo mengatakan, buku-bukunya kebanyakan sejarah, sastra dan sosiologi politik.
"Untuk buku sastra misalnya buku karya Pramoedya Ananta Toer dan koleksi lainnya" ujar Hasan. Kisaran harga mulai dari Rp. 20.000.
Pilihan Editor: Pameran Buku Sejarah Sepi Peminat dari Generasi Muda