Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Salah satu agenda tahunan penarik wisatawan drama kolosal Peringatan Serangan Umum 1 Maret atau Serangan Oemoem (SO) 1 Maret 1949 di Yogyakarta kemungkinan besar bakal ditiadakan pada awal Maret nanti menyusul masih adanya kasus penularan Covid-19 di wilayah itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Untuk peringatan SO 1 Maret tahun ini nanti kami harap dilakukan dengan kegiatan daring dan menjauhi kerumunan dulu karena saat ini kita masih berjuang menghadapi pandemi Covid-19," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poewadi, Ahad, 21 Februari 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kegiatan tersebut biasanya melibatkan ratusan peserta di teater monumen SO 1 Maret hingga halaman Benteng Vredeburg kawasan Titik Nol Kilometer Yogya. Dalam kondisi pandemi, kerumunan harus dihindari.
Pemerintah Kota Yogya pun telah membahas soal perayaan tahun ini dengan paguyuban veteran dari Paguyuban Wehkreis (Daerah Perlawanan) III Yogyakarta selaku penggagas peringatan SO 1 Maret setiap tahunnya.
Di saat pandemi seperti ini, Heroe mengatakan Paguyuban Wehkreis bisa memodifikasi kegiatan yang berbeda dibanding tahun sebelumnya agar tidak memicu hal hal yang melanggar protokol kesehatan Covid-19. "Sejauh ini masih dirembug bersama kegiatan alternatif pengganti drama kolosal itu," ujarnya.
Pemkot Yogya mengusulkan pada komunitas untuk mengganti mata acara misalnya dengan penyemprotan desinfektan di kawasan Malioboro. Namun hal ini masih tahap pembahasan.
"Kami berharap terselenggaranya peringatan SO 1 Maret juga membatasi jumlah peserta yang hadir," kata Heroe.
Ketua Panitia Peringatan SO 1 Maret, Sudjono mengatakan acara peringatan tahun ini akan ditangani langsung Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta yang dipusatkan di Benteng Vredeburg.
Pelaksanaan kegiatan yang awalnya direncanakan menghadirkan 250 peserta telah dipangkas menjadi 30 orang untuk menghindari kerumunan. “Kegiatan peringatan akan dilaksanakan secara virtual, berupa upacara terbatas yang diikuti perwakilan Satpol PP, TNI, dan Polri," kata Sudjono.
Drama kolosal SO 1 Maret 1949 mengangkat kisah peringatan perjuangan Tentara Nasional Indonesia dalam mengusir militer Belanda dari Yogyakarta pada masa Agresi Militer II tahun 1949. Acara yang diselenggarakan berbagai komunitas di Yogyakarta ini dari tahun ke tahun sebelumnya biasanya melibatkan ratusan orang sebagai pemeran.
Dalam teaterikal drama selama kurang lebih 25 menit itu wisatawan akan disuguhi aksi bernuansa peperangan yang tampak nyata. Karena tembakannya menggunakan petasan dan kadang menggunakan kendaraan tempur sebenarnya.
Seperti saat peringatan Serangan Umum 1 Maret pada 2016 lalu ketika acara teatrikal itu menggunakan dua tank tempur koleksi TNI, yakni Tank Stuart buatan Amerika tahun 1943 dan Tank Scout Humber buatan Inggris tahun 1944.