Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Tuamese - Nusa Tenggara Timur atau NTT tak hanya dikenal hasil tenunnya. Bahkan Pemandangan serupa Raja Ampat di Papua pun ada di sini. Pesona Raja Ampat ala NTT ini tak kalah cantik dengan destinasi wisata yang sekarang jadi impian banyak pelancong itu.
Baca juga: Ramai Pevita Pearce, Intip Postingan Perjalanannya di NTT
Namanya, Bukit Tuamese, lokasinya ada di Desa Tuamese, Kecamatan Biboki Anleu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), NTT. Panorama alamnya tak kalah dengan Wayag di Raja Ampat atau pulau Padar di Labuan Bajo.
Di puncak bukit itu siapa pun bisa melihat hamparan tambak yang berubah layaknya danau. Di sisi sebelah Barat, birunya laut membentang sejauh mata memandang, dipadu dengan hijaunya vegetasi dari pohon lontar di pesisir pantai.
Hanya cukup mendaki 200 meter ke atas bukit, pengunjung bisa mencapai Bukit Tuamese. Namun saat mendaki harus berhati-hati karena jalur tracking yang curam dan berpasir. Di lokasi itu belum tersedia infrastruktur tangga seperti misalnya di Pulau Padar.Pevita Pearce di Tuamesse (instagram @pevpearce )
Keindahan bukit yang dalam beberapa waktu terakhir populer di media sosial ini, makin naik pamornya saat dijadikan lokasi film garapan sutradara dan aktor Ari Sihasale. Bintang muda Pevita Pearce menjadi pemain utama, ibarat influencer yang makin menjadikan Bukit Tuamese membuat siapa pun penasaran.
Lokasi Tuamese sendiri dekat dengan Kota Atambua yang merupakan pusat kota dari Kabupaten Belu. Hanya dibutuhkan sekitar 1 jam perjalanan dari pusat kota Atambua. Jarak Tuamese juga relatif dekat dari negara tetangga Timor Leste.
Seperti disebutkan dalam siaran pers Biro Kementerian Pariwisata yang dikirim 17 Februari 2019, ini, untuk menuju lokasi Tuamese, pengunjung bisa menyewa kendaraan roda empat dengan pengemudi asal Atambua, opsi itu menjadi pilihan yang tepat. Sebab dibutuhkan pengemudi berpengalaman dan paham medan agar waktu tak terbuang sia-sia lantaran salah jalan. Terlebih lokasi tersebut juga belum dikenali oleh aplikasi Google Maps.
Jalur yang dilalui juga terbilang mulus meski masih ditemui beberapa jalan bebatuan. Pengunjung juga akan melewati bendungan Rotiklot yang baru rampung pengerjaannya. Sesampainya di daerah Ponu SP 1, desa terakhir sebelum sampai tujuan, lalu belok ke kanan menuju Bukit Tuamese.
Ada baiknya bertanya dan menyapa warga setempat dimana letak Bukit Tuamese. Jangan kaget dengan jawabannya sebab warga setempat banyak yang menamainya Raja Ampat.Bukit Tuamese NTT (Dok Kemenpar)
Sepanjang perjalanan dari Atambua, pengunjung harus berhati-hati dan waspada karena masih banyak hewan peliharaan warga seperti babi, anjing, dan sapi yang bebas berkeliaran melintasi jalanan.
Waktu terbaik untuk ke Tuamese bisa dilakukan kapan saja sepanjang hari. Terlebih saat matahari terbenam. Sebelum mendaki, wisatawan biasanya dipandu dengan pemandu-pemandu cilik atau warga setempat. Mereka tidak meminta uang melainkan hanya menemani hingga ke atas. Karena jauh sebelum tempat itu dikenal banyak orang, di sanalah arena bermain anak-anak pedesaan itu.
Jalur Atambua juga bisa dilalui untuk menuju TTU. Terdapat 2 penerbangan dari Kupang menuju Bandar Udara A. A. Bere Tallo. Penerbangan ke Atambua dilayani menggunakan pesawat ATR dari maskapai Wings Air pada pagi dan siang hari. Memang sampai saat ini belum ada penerbangan langsung dari Jakarta ke Atambua. Jalur lain yang dapat digunakan sebagai alternatif yakni melalui jalan darat dari Kupang menuju Atambua dengan waktu perjalanan mencapai 7 jam.
Meski harus menempuh perjalanan yang tak sebentar, yakinlah bahwa semuanya akan terbayar dengan keindahan yang menyambut di Bukit Tuamese. Siapa pun tak akan menyesal mengenalnya. Raja Ampat di NTT ini sepertinya bakal jadi agenda wisata yang menyenangkan.
Baca juga: Singgah ke Raja Ampat, Apa yang Bikin Sri Mulyani Sumringah?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini