Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno ingin mengatur wisata helikopter di Bali agar tidak mengganggu budaya bermain layang-layang. Layang-layang merupakan kearifan lokal, bagian dari adat istiadat dan budaya yang menjadi daya tarik Bali.
"Kita harus mengikuti tren terkini, beradaptasi, dan nanti akan kami lakukan penyesuaian agar tidak mengganggu budaya masyarakat Bali atau hobi banyak penduduk," kata Sandiaga Uno di Kabupaten Badung, Bali, Rabu, 7 Agustus 2024.
Layang-layang bagian dari pariwisata
Sandiaga juga menekankan bahwa permainan layang-layang sudah menjadi bagian dari pariwisata. Di Bali dan beberapa daerah lain di Indonesia terdapat festival layang-layang yang didukung kementeriannya.
"Kami akan koordinasi wilayah-wilayah mana yang bisa jadi spot-spot menggunakan wisata helikopter yang banyak peminatnya," ujarnya. "Kita punya festival layang-layang yang juga kami dukung, nanti kami atur sama seperti di Wonosobo dengan balon udaranya yang sempat mengganggu penerbangan, juga nanti kami tata bersama teman-teman Kementerian Perhubungan," dia menambahkan.
Aturan Wisata Helikopter
Aturan mengenai lokasi-lokasi wisata helikopter sudah ada, sehingga yang ditekankan nanti adalah pemantauan dan kepatuhannya. Wisata helikopter di Bali menjadi pembahasan setelah sejumlah insiden helikopter yang terbang rendah di kawasan wisata terlilit tali layang-layang.
Sandiaga menilai tren wisatawan menggunakan helikopter untuk melihat pemandangan Bali dari udara ini mulai muncul setelah pandemi COVID-19. Sebagian besar peminatnya adalah wisatawan mancanegara dan sebagian lagi wisatawan domestik terutama kalangan selebriti.
Melihat Keseluruhan Bali
Wisatawan tertarik dengan jenis wisata tersebut sebab memudahkan mereka melihat Bali secara keseluruhan dari udara yang selama ini hanya dirasakan saat pesawat hendak mendarat.
Di Bali terdapat beberapa operator helikopter yang melayani wisata di udara. Salah satu rute yang populer adalah keliling di sekitar Uluwatu, GWK, Pantai Melasti, sampai ke Gunung Batur. Durasi wisata ini beragam, dari 12 menit sampai dengan lebih dari satu jam.
Pilihan Editor: Tim Museum Layang-Layang Bersiap ke Marseille Prancis, Misi Kebudayaan dan Kenalkan Layang-Layang Indonesia
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini