Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

hiburan

Sejarah Awalnya Hari Jomblo di Cina

Cina juga memiliki hari libur unik yang mungkin belum banyak diketahui di AS: Hari Jomblo.

12 November 2024 | 06.37 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Cina telah berkembang menjadi salah satu pusat ekonomi terbesar di dunia, terutama dalam hal inovasi dan teknologi. Banyak perusahaan dari Amerika Serikat yang memilih untuk outsourcing ke negara ini guna meningkatkan keuntungan. Selain memiliki undang-undang ekonomi yang khas, Cina juga memiliki hari libur unik yang mungkin belum banyak diketahui di AS: Hari Jomblo.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meskipun terdengar aneh, perayaan ini telah menjadi bagian penting dari budaya modern China. Apa yang melatar belakangi ini?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hari Jomblo, yang dirayakan setiap tahun pada tanggal 11 November, adalah momen khusus bagi orang-orang yang tidak memiliki pasangan. Mereka merayakannya dengan memanjakan diri dan memberikan hadiah untuk diri sendiri. Inilah yang menjadikan Hari Jomblo sebagai salah satu festival belanja daring terbesar di dunia.

Meskipun dimulai di Cina, perayaan ini semakin populer di negara-negara lain. Namun, dibandingkan dengan Black Friday atau Cyber Monday, pengetahuan tentang Hari Jomblo masih terbatas, terutama di Amerika Serikat.

Hari Jomblo adalah kesempatan untuk merayakan status lajang. Tanggal 11 November dipilih karena angka "11/11" melambangkan empat orang yang berdiri bersama, menggambarkan status lajang. Selain membeli hadiah untuk diri sendiri, perayaan ini juga diwarnai dengan pesta dan acara sosial yang memberi kesempatan bagi orang lajang untuk bertemu satu sama lain. Di media China, hari ini sering kali menjadi topik utama yang membahas isu-isu cinta dan hubungan. Tak jarang, tanggal 11 November juga menjadi momen yang populer untuk menikah.

Seiring berjalannya waktu, Hari Jomblo mulai dikenal di negara-negara lain, termasuk di Asia Tenggara, Jerman, dan Belgia. Ada pula beberapa hari lain yang merayakan status lajang, seperti Hari Kesadaran Jomblo pada 15 Februari dan Hari Jomblo Nasional pada 11 Maret. Meski belum sepopuler di Amerika Utara, banyak konsumen yang mulai mengetahui tentang Hari Jomblo dan maknanya.

Dikutip dari Investopedia, Hari Jomblo awalnya dikenal dengan nama Hari Sarjana. Perayaan ini dimulai pada tahun 1993 oleh sekelompok mahasiswa pria di Universitas Nanjing, China, sebagai bentuk perlawanan terhadap Hari Valentine. Hari tersebut kemudian berkembang menjadi festival belanja yang meriah.

Kelompok mahasiswa yang tinggal di asrama Mingcaowuzhu memilih tanggal 11 November (11/11) karena angka "1" dalam budaya internet China melambangkan seorang pria lajang yang belum menikah. Selain itu, tanggal tersebut juga menggambarkan empat angka satu yang melambangkan empat mahasiswa lajang pertama yang memulai perayaan ini. Hari Jomblo pun menjadi simbol dari perayaan cinta diri dan sedikit perlawanan terhadap tekanan sosial untuk memiliki pasangan.

Seiring berjalannya waktu, perayaan ini semakin meluas dan menjadi salah satu fenomena global dalam budaya belanja daring.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus