Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hard Rock Café menjadi salah satu restoran dan kafe impian bagi para penikmat kuliner sekaligus musik rock dari era 1980 sampai 1990-an. Pasalnya, tidak sekadar tempat makan biasa, tetapi hadir dengan gaya dan hiasan yang identik musik keras. Meski berusia lebih dari setengah abad, kepopuleran restoran itu tak pernah luntur. Sayangnya, mulai 31 Maret 2023, cabang Hard Rock Café di Jakarta berhenti beroperasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menjadi salah satu restoran yang mengusung konsep berbeda dari lainnya, Hard Rock Café sukses melebarkan sayap ke berbagai negara. Berikut linimasa perjalanan Hard Rock Café sebagai salah satu kafe ternama di dunia.
1. Ingin Makan Burger Enak
Dikutip dari laman hardrock.com, pendirian Hard Rock Café didasarkan oleh keinginan dua pria berkebangsaan Amerika Serikat untuk menemukan burger enak di London, Inggris. Mereka adalah Isaac Tigrett dan Peter Morton yang mulai membuka restoran bergaya Amerika di dealer Rolls Royce lama pada 1971. Pemiliknya hanya menyewakan gedung selama 6 bulan karena berpikir restoran itu tidak bertahan lama.
2. Logo Hard Rock Café Hasil Karya Selebriti
Masih di tahun 1971, Isaac dan Peter mulai memikirkan logo yang tepat untuk Hard Rock Café. Seorang artis yang pernah bekerja sama dengan musisi The Beatles, Alan Aldridge menjadi tokoh di belakang logo Hard Rock Café. Model logonya terinspirasi dari ornamen kap mobil Chevrolet. Awalnya, mereka memilih warna merah, putih, dan biru. Namun akhirnya memutuskan logo seperti sekarang karena dianggap terlalu ‘Amerika’.
3. Menyelenggarakan Live Music Pertama
Paul McCartney & Wings tampil dalam konser dadakan saat mengunjungi Hard Rock Café. Pertunjukan itu disebut-sebut sebagai ajang latihan sebelum tur Inggris pada 1973. Hingga sekarang, cabang Hard Rock Café menawarkan konser musik langsung sebanyak 15.000 kali setiap tahunnya di seluruh dunia. Selang setahun, banyak orang yang berdatangan bukan untuk makan, tetapi membeli kaos ikonik dari kafe itu.
4. Punya Lagu Sendiri
Carole King menciptakan lagu ‘Hard Rock Cafe’ pada 1977 dan sukses menarik lebih banyak pengunjung dari kalangan orang biasa hingga bintang rock. Ide pembuatan lagu semakin meningkatkan ketenaran restoran itu.
5. Pemasangan Gitar Sebagai Koleksi Memorabilia
Eric Clapton, seorang gitaris rock sekaligus pengunjung tetap Hard Rock Café meminta Issac untuk menggantung gitarnya di atas kursi bar. Gitar tersebut berfungsi sebagai penanda bahwa kursi itu milik Eric. Seminggu kemudian, datang lagi alat musik dari gitaris The Who, Pete Townshend yang bertuliskan “Mine’s as good as his! Love, Pete”. Lalu berkembang menjadi lebih dari 80.000 koleksi gitar.
6. Ekspansi Global
Pada 1982, Hard Rock Café mulai meluas ke Los Angeles, Amerika Serikat. Serta menguasai seluruh dunia hingga memiliki lebih dari 200 gerai di 68 negara. Khusus di Asia, terdapat lebih dari 40 cabang yang diawali di Tokyo pada 1983. Berkembang menjadi Hard Rock Hotels di Shenzhen dan Haikou, China.
Daftar Cabang Hard Rock Café
Hard Rock Café mulai masuk Indonesia pada 8 Oktober 1993 tepatnya di Jalan Pantai Kuta, Banjar Pande Mas, Kuta, Kabupaten Badung, Bali. Mudah ditemukan karena dipasangi replika raksasa gitar raksasa berleher dua khas Bali, Balawan di bagian luar bangunan. Masih di lokasi yang sama, juga terdapat Hard Rock Hotel Bali yang menyediakan fasilitas berupa live band, studio rekaman boombox, sampai pertunjukan tari Kraken.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hard Rock Café Jakarta yang akan tutup permanen mulai beroperasi dengan menempati gedung Sarinah pada 16 September 2013. Kemudian berpindah ke Mal eX yang bersebelahan dengan Hotel Grand Hyatt dan Plaza Indonesia, tetapi ditutup sejak 2014. Terakhir, memilih untuk membuka gerai di Mal Pacific Place Jakarta.
NIA HEPPY | MELYNDA DWI PUSPITA